It is currently Thu May 09, 2024 4:19 am
Download Aplikasi SarapanPagi Biblika untuk Android! Download Aplikasi SarapanPagi Biblika untuk iPhone & iPad!

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

User avatar
 
Posts: 14905
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by BP » Mon Jul 03, 2006 7:14 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA





    * Yohanes 4:1-42 (Terjemahan Lama)
    4:1 Setelah Yesus mengetahui sebagaimana yang orang Parisi sudah mendengar bahwa Yesus itu memperoleh lebih banyak murid dan membaptiskan orang lebih banyak daripada Yahya,
    4:2 (meskipun Yesus sendiri tiada membaptiskan orang, melainkan murid-murid-Nya membaptiskan),
    4:3 ditinggalkan-Nyalah tanah Yudea, serta berangkat kembali pula ke Galilea.
    4:4 Tetapi haruslah Ia melalui tanah Samaria.
    4:5 Lalu datanglah Ia ke sebuah negeri di Samaria, bernama Sikhar, dekat sebidang tanah, yang dahulu telah diberikan oleh Yakub kepada Yusuf, anaknya itu.
    4:6 Maka di situlah perigi Yakub. Maka Yesus, sebab penat berjalan, segeralah duduk di sisi perigi itu, yaitu kira-kira pukul dua belas tengah hari.
    4:7 Maka datanglah seorang orang perempuan Samaria hendak mencedok air; maka kata Yesus kepadanya, "Aku minta minum."
    4:8 Karena murid-murid-Nya sudah pergi ke dalam negeri membeli makanan.
    4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya, "Masakan Tuan, seorang Yahudi, meminta minum daripada sahaya, seorang orang perempuan Samaria?" Karena orang Yahudi memang tiada beramah-ramahan dengan orang Samaria.
    4:10 Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Jikalau engkau mengetahui akan anugerah Allah dan akan siapa yang berkata kepadamu, Aku minta minum, tak dapat tiada engkau pun sudah meminta kepada-Nya, maka sudahlah Ia memberi air yang hidup kepadamu."
    4:11 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Ya Tuan, Tuan tidak ada barang sesuatu buat timba, sedang perigi ini dalam; dari manakah Tuan peroleh air yang hidup itu?
    4:12 Masakan Tuan lebih besar daripada Yakub, moyang kami, yang telah memberikan perigi ini kepada kami, maka ia sendiri minum daripadanya, dan anak-anaknya dan sekalian kawan binatang hidup-hidupannya?"
    4:13 Maka jawab Yesus serta berkata kepadanya, "Barangsiapa yang minum air ini, ia akan dahaga pula;
    4:14 tetapi barangsiapa yang minum air itu yang akan Kuberikan kepadanya, tiadalah ia akan dahaga selama-lamanya, karena air yang Aku berikan kepadanya itu, akan menjadi di dalamnya suatu mata air yang memancar sampai kepada hidup yang kekal."
    4:15 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Ya Tuan, berilah hamba air itu, supaya jangan kiranya hamba dahaga dan tak usah lagi hamba datang ke mari mencedok air."
    4:16 Maka kata Yesus kepadanya, "Pergilah panggil lakimu, lalu datang ke mari."
    4:17 Maka sahut perempuan itu, katanya, "Hamba tiada berlaki." Maka kata Yesus kepadanya, "Benarlah katamu, hamba tiada berlaki;
    4:18 karena lima orang sudah jadi lakimu, dan yang sekarang ada padamu, itulah memang bukan lakimu. Benarlah katamu itu."
    4:19 Lalu kata perempuan itu kepada-Nya, "Wah Tuan, hamba rasa, Tuan seorang nabi.
    4:20 Nenek moyang kami telah sembahyang di atas bukit ini, maka kata kamu, bahwa Yeruzalem itulah tempat yang patut orang sembahyang."
    4:21 Maka kata Yesus kepadanya, "Hai perempuan, percayalah kepada-Ku, bahwa masanya akan datang apabila kamu akan menyembah Bapa itu, bukan di atas bukit ini dan bukan pula di Yeruzalem.
    4:22 Memang kamu ini menyembah barang yang tiada kamu ketahui; kami ini menyembah barang yang kami ketahui; karena selamat itu daripada orang Yahudi datangnya.
    4:23 Tetapi masanya akan datang, dan sekarang sudah sampai, bahwa segala penyembah yang benar itu akan menyembah Bapa dengan roh dan kebenaran; karena Bapa itu berkenan akan orang yang sedemikian itulah menyembah Dia.
    4:24 Allah itu Roh adanya; maka orang yang menyembah Dia, wajiblah menyembah dengan roh dan kebenaran."
    4:25 Maka kata perempuan itu kepada-Nya, "Hamba tahu Messias akan datang yang dinamai Kristus; apabila Ia datang, Ia akan mengabarkan segala perkara itu kepada kami."
    4:26 Maka kata Yesus kepadanya, "Akulah Dia yang bertutur dengan engkau."
    4:27 Pada ketika itu datanglah murid-murid-Nya; maka heranlah mereka itu, sebab Yesus bertutur dengan seorang perempuan. Tetapi seorang pun tiada bertanya, "Apakah Rabbi cari?" Atau, "Apakah Rabbi cakapkan dengan dia?"
    4:28 Lalu perempuan itu meninggalkan buyungnya, pergi ke negeri serta berkata kepada segala orang,
    4:29 "Marilah lihat, ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu perbuatanku. Bukankah Ia ini Kristus?"
    4:30 Maka sekalian orang itu pun pergi ke luar dari negerinya, lalu mendapatkan Yesus.
    4:31 Sementara itu dipinta oleh murid-murid-Nya kepada-Nya, katanya, "Ya Guru, silakanlah makan."
    4:32 Tetapi kata-Nya kepada mereka itu, "Ada rezeki pada-Ku hendak Kumakan yang kamu tiada ketahui."
    4:33 Lalu berkatalah murid-murid itu sama sendirinya, "Adakah orang membawakan Dia makanan?"
    4:34 Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Adapun rezeki-Ku, yaitu melakukan kehendak Dia, yang menyuruhkan Aku, dan menyempurnakan pekerjaan-Nya.
    4:35 Bukankah kamu berkata, bahwa lagi empat bulan musim menuai? Sungguh Aku berkata kepadamu: Angkatlah matamu, pandanglah segala ladang; karena sekarang ini sudah masak semuanya, sedia akan dituai.
    4:36 Maka orang yang menuai itu mendapat upah, dan mengumpulkan hasil bagi hidup yang kekal, supaya baik yang menabur, baik yang menuai itu, sama-sama bersukacita.
    4:37 Karena di dalam hal inilah sebenar-benar makna pepatah itu: Lain orang menabur, lain orang menuai.
    4:38 Akulah menyuruhkan kamu akan menuai barang yang tiada kamu kerjakan; orang lain sudah bekerja, dan kamu pun masuk ke dalam pekerjaannya."
    4:39 Maka banyak orang Samaria dari isi negeri itu percaya akan Yesus, oleh sebab kenyataan perempuan itu, katanya, "Ia sudah mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kubuat."
    4:40 Serta sampai orang Samaria itu kepada Yesus, dipintanya, supaya Ia tinggal bersama-sama dengan mereka itu; lalu tinggallah Ia di sana dua hari lamanya.
    4:41 Maka terlebih banyak lagi orang percaya, karena mendengar perkataan Yesus sendiri.
    4:42 Lalu kata mereka itu kepada perempuan itu, "Sekarang kami percaya bukannya oleh sebab tuturanmu sahaja, melainkan kami sendiri sudah mendengar dan mengetahui, bahwa Ia ini sungguhlah Juruselamat dunia ini."




1. Waktu percakapan

    Ayat 6 dalam terjemahan lainnya:

      KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his journey, sat thus on the well: and it was about the sixth hour.
      NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat down by the well. It was about the sixth hour.
      LAI TB, Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
      TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας εκαθεζετο ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
      Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb {yakub} ho oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek {karena} tês hodoiporias {perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi {dekat} tê pêgê {sumur} hôra {jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}


    Alkitab terjemahan bahasa Indonesia tidak menyediakan terjemahan harfiah untuk ayat 6 diatas, namun dengan tafsiran yang menggunakan ukuran jam Yahudi.


    Ayat diatas mempunyai 2 tafsiran:

      - Penafsir pertama mengatakan, dengan menggunakan pembagian waktu ala Yahudi maka jam ke-enam itu adalah jam 12 siang (jadi saat panas matahari terik, sehingga mungkin cocok dengan keadaan Yesus yang sedang merasa haus dalam perjalananNya itu).

      - Penafsir kedua mengatakan bahwa itu adalah jam ke-enam menurut pembagian waktu Romawi, sehingga jam ke-enam tersebut adalah jam 6 sore (bandingkan dengan Yohanes 19:14, dimana Yohanes menggunakan pembagian waktu ala Romawi, bandingkan pula dengan Yohanes 1:39; 4:6, 52). Kebiasaan menimba air di tanah Palestina dilakukan pada pagi dan sore hari, tidak dilakukan tengah hari. Maka ketika Yesus Kristus duduk di sumur Yakub, adalah pada jam enam sore, bukan jam dua belas siang seperti yang diterjemahkan dalam Alkitab terjemahan Bahasa Indonesia.

      Lihat Study Kata: JAM, di http://www.sarapanpagi.org/waktu-jam-st ... tml#p15446


2. Dialog yang unik

    Ayat 7, ada hal yang menarik dalam diri perempuan Samaria ini untuk dicermati. Kebiasaan mengambil air di kalangan perempuan, biasanya dilakukan dengan cara berkelompok. Namun perempuan ini mengambil air sendirian (ini memberikan kemungkinan perempuan ini dikucilkan kaumnya, karena gaya hidupnya, bandingkan dengan Yohanes 4:18). Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya pergi membeli makanan, mengapa tidak sebagian murid saja yang pergi membeli makanan, sehingga Ia tidak sendirian pula disitu. Yesus yang adalah Allah yang Mahatahu, mengetahui apa yang akan terjadi, dan misiNya adalah untuk mengabarkan 'kabar baik' kepada jiwa-jiwa yang terhilang. Bisa dibayangkan apabila Yesus bersama 12 muridNya, sehingga ada rombongan 13 orang Yahudi ada di sekitar sumur itu, hal demikian bisa-saja membuat perempuan Samaria ini mengurungkan niatnya untuk mengambil air. Dan selanjutnya tidak akan pernah terjadi dialog penting antara Yesus dan perempuan Samaria ini.

    Perempuan itu datang ke sumur hendak mengambil air. Ketika Yesus meminta air kepada perempuan Samaria ini (ayat 7) dengan segera perempuan itu mengetahui bahwa Yesus adalah orang Yahudi, kemungkinan dari logat atau cara-bicara-Nya. Pembicaraan Yesus dengan Perempuan Samaria ini memberikan 'keunikan' dan 'prasangka' yaitu sex dan ras. Yohanes mencatat jelas ketidak-hadiran murid-muridNya dalam percakapan ini yang menyatakan, dialog itu adalah unik. Seorang Rabbi tidak seharusnya berbicara di tempat umum dengan seorang perempuan, apalagi perempuan ini adalah seorang Samaria.

    Ayat 9, orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria (NIV menterjemahkan dengan 'tidak dipersatukan'). Contohnya, piring yang setelah dipergunakan oleh orang Samaria, walaupun sudah dicuci-pun tidak boleh dipakai lagi oleh orang Yahudi. Sedemikian hebatnya keterpisahan 2 ras ini. Maka dalam kasus ini seharusnya Yesus tidak menggunakan timba yang sama dengan orang Samaria untuk mengambil air minum (D Daube, The New Testamen and Rabinic Judaism, p 375-382). Sejarah mencatat + 722 sM Israel dikalahkan oleh Asyur (2 Raja-raja 17). Orang Israel terganggu dengan kawin-campur yang menghasilkan orang-orang blasteran Samaria. Selanjutnya orang Israel antipati dengan orang Samaria (2 Raja-Raja 17:26,29) yang dari perkawinan kalangan yang melakukan kawin campur, melakukan ibadah yang 'blasteran' pula. Ezra pasal 4, kalangan Samaria membangun Bait Allah sendiri (+ 400 sM) dengan menggunakan kitab tersendiri (Samaritan Pentateuch, yang sedikit berbeda dengan Kitab Taurat Yahudi (Pentateukh), misalnya pada Ulangan 27:4, gunung Ebal menjadi gunung Gerizim). Namun, pelayanan Yesus, adalah pelayanan yang menembus batas-batas ras. Bagi Yesus, baik Samaritanisme maupun Yudaisme perlu dikoreksi, keduanya perlu diperbaharui.


3. Kepuasan Kebutuhan

    Ayat 8-12 Yesus membuka percakapan dengan perempuan itu dengan menggunakan kebutuhan jasmani-Nya untuk minta minum, perempuan itu mempertanyakan posisi hubungan kedua ras yang berseberangan. Didalam tanggapanNya, Yesus kemudian meninggalkan kebutuhanNya sendiri dan menunjukkan bahwa perempuan itu mempunyai kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh Tuhan Yesus Kristus menyatakan dirinya adalah sumber 'air hidup' (bandingkan dengan Yohanes 7:37-39). Namun perempuan ini kemudian menjadi bingung sebab pola pikirnya adalah masih tertuju pada air yang ada dalam sumur itu, dan menganggap Yesus tidak bisa memberinya air karena Ia tidak membawa timba. Apabila Yesus dapat memberinya air itu, menurutnya Yesus lebih besar dari Yakub.

    Ayat 13-14, Yesus mengutarakan perbedaan air yang menghilangkan haus untuk sementara dan yang menghilangkan haus secara terus-menerus. Yang terakhir tentu lebih baik sebab bisa membawa kepada kehidupan yang kekal. Yesus telah membedakan pekara duniawi dan rohani tentang 'air' ini. Air hidup yang melimpah (ayat 14b). Dan air hidup itu adalah Roh Kudus (Yohanes 7:39; Yesaya 44:3; Yoel 2:28 ).

    Namun perempuan ini tetap tidak mengerti karena ia hanya membayangkan kemungkinan ia tidak perlu lagi susah-susah datang ke sumur Yakub itu untuk menimba air. Kemudian Yesus mengarahkan perempuan itu kepada kebutuhannya yang lebih pribadi. Ayat 16, Yesus menyuruh perempuan itu untuk memanggil suaminya. Karena telah melalui introduksi dialog yang baik, dimana perempuan itu sudah merasa 'tidak dilecehkan' secara ras, perempuan inipun menjadi 'tidak tersinggung' atau merasa 'dihakimi' karena gaya hidupnya, ia mengatakan 'aku tidak mempunyai suami', Yesuspun dengan cepat menjawab"Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." (ayat 17-18 ). Sejarah perkawinan yang suram dari perempuan ini dibongkar oleh penerobosan Yesus dan pengakuan perempuan itu sendiri. Mungkin setidaknya ada 5 perceraian terdahulu dan 1 hubungan haram yang dilakukannya sekarang. Pengetahuan Yesus akan latar-belakang kehidupannya, dan kemampuanNya membaca jiwa, membuat perempuan ini takjub. Bagi perempuan ini, seorang lelaki yang sebelumnya ia panggil 'Tuan' (Yunani, 'Kurie', dari kata 'Kurios' ), kini menurutnya adalah seorang nabi (Ayat 19).

    Seorang yang sangat berdosa (seperti perempuan ini) bisa memberikan respons yang sangat baik terhadap suatu pengajaran. Orang yang sangat berdosa ini justru yang sangat memerlukan pertolongan. Berbeda dengan orang yang merasa dirinya suci, merasa tahu Firman, kadang mereka justru susah sekali menerima pembukaan pengajaran dari Firman Allah.

    Mengapa perempuan ini memilih kehidupan yang demikian? Apakah ini pilihannya? Apakah hal itu wujud dari ketidak-puasan?.
    Survey BKKBN 2003 mencatat, sebagian besar kalangan remaja (berusia 15-24 tahun) telah kehilangan keperawanannya. Dalam berpacaran, mereka tidak lagi 'sekadar' berpegangan tangan, berpelukan, berciuman tetapi juga telah berhubungan seksual, sebuah aktivitas yang sesungguhnya 'hak milik' bagi yang sudah menikah. Survey tersebut juga mengatakan bahwa, seorang remaja putri yang hilang keperawanannya pada masa SMA, kemudian masuk ke universitas sebagai mahasiswi, ia akan segera mencari pacar lagi dan kemudian juga melakukan hubungan seksual pra-nikah, namun biasanya mereka juga tidak mendapatkan kepuasan, dimana di pihak remaja lelaki merasa mendapat ‘sisa’ dan si remaja putri mempunyai konflik lain bahwa ia merasa sudah dicampakkan, dia akan terus mencari lelaki yang mempunyai kasih yang tulus kepada dirinya, namun tubuhnya selalu menjadi kendala. Konflik ketidak-puasan seksual ini ada di segala golongan. Sebuah survey yang dulu meneliti, seorang lelaki yang sudah menikah akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-10, hasil survey selanjutnya mengatakan lelaki akan mempunyai WIL pada usia perkawinannya yang ke-5. Pengambilan sikap seperti ini apakah sebuah pilihan? Betulkah yang dicari bapak-bapak muda ini adalah kepuasan karena istrinya tidak memenuhi kriteria kebutuhan suami?. Seorang muda (entah laki-laki atau perempuan) yang bersedia menjadi 'simpanan' orang yang sudah menikah dengan alasan ekonomi, walaupun pada akhirnya kebutuhannya terpenuhi secara materi, mereka juga tidak merasa puas.

    Dalam kasus lain, misalnya, seorang yang bermimpi menjadi artis dan kemudian benar-benar menjadi 'public-figure' menjadi penyanyi/bintang film terkenal, sering juga tidak tahan terhadap tekanan hidup sebagai artis, dan pada akhirnya tidak merasa puas pula.
    Kasus korupsi, menunjukkan bahwa uang dan harta tidak akan pernah cukup. Betulkah orang yang korupsi adalah karena 'kepepet' saja?. Seorang yang kaya-pun tidak akan pernah merasa puas dengan jumlah hartanya. Para konglomerat gereja tidak akan merasa puas dengan perkembangan/ ekspansi gerejanya, buka cabang dimana-mana, dengan berbagai strategi marketing menggaruk banyak jemaat, Sehingga lebih suka 'menginjili' sesama Kristen sendiri untuk berpindah gereja, ketimbang menginjili orang yang benar-benar belum mengenal dan memerlukan Kristus. Mereka juga tidak akan pernah merasa puas terhadap kebesaran gerejanya, jikalau semuanya didasarkan atas keinginan duniawi berkedok rohani, menggaruk uang, dan bukan berlandaskan kasih Kristus sebagai penyelamat jiwa-jiwa. Karena ketidak-puasan ini bahkan mereka rela 'bertengkar' sesama hamba Tuhan, menjadi pecah dalam berbagai-bagai denominasi. Dan di Indonesia ini menurut beberapa penginjil asing yang saya temui, mereka mengatakan Indonesia, meskipun agamanya minoritas, tapi merupakan negara yang paling buanyak denominasinya :) .


4. Air Hidup

      * Yohanes 7:37-39
      7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
      7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
      7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.


    Untuk memperoleh air hidup ini, seseorang harus "meminumnya". Tindakan minum ini bukanlah suatu tindakan sesaat yang satu kali saja, namun suatu tindakan minum yang bertahap-tahap dan berkali-kali. Kata "minum" ditulis dalam bahasa Yunani 'pinetô', dalam betuk imperatif masa kini yang berarti suatu tindakan yang berkesinambungan atau berulang-ulang yang menyatakan bahwa : Meminum air hidup, menuntut persekutuan terus-menerus dengan sumbernya, yaitu Yesus Kristus sendiri. Tidak seorang pun bisa meminum air hidup apabila hubungannya terputus dengan sumber itu. Orang-orang seperti itu akan menjadi seperti "mata air yang kering" seperti yang dikatakan Petrus dalam ayat ini :

      * 2 Petrus 2:17
      "Guru-guru palsu itu adalah seperti mata air yang kering, seperti kabut yang dihalaukan taufan; bagi mereka telah tersedia tempat dalam kegelapan yang paling dahsyat."

    Dalam kasus perempuan Samaria ini, ia telah menerima 'stigma buruk' sebagai 'perempuan yang nggak bener' sehingga iapun tidak memiliki 'teman' sesama perempuan untuk mengambil air, ke-6 laki-laki yang telah bersamanya mungkin juga belum memberikannya kepuasan. 'Air Sumur' adalah simbol dari hal-hal duniawi, yang hanya akan memberi kesegaran sementara. Namun 'Air Hidup' akan menyegarkan secara terus-menerus yaitu Roh Kudus didalam orang-orang percaya. Perempuan ini mengalami perubahan segera setelah Yesus berbicara tentang masalah kehidupan pribadinya. Perubahan sejati adalah tahu akan dosa, sadar akan dosa dan meninggalkan dosa. Respon perubahan dari diri perempuan ini memberikannya keberanian untuk memberitakan berita baik pada orang-orang banyak yang ditulis pada ayat-ayat selanjutnya.

    Sebaliknya marilah kita selidiki hati kita sendiri seberapa rohani hati kita?, dapatkah kita mampu memiliki segala sesuatu yang sifatnya duniawi namun tidak menjadi duniawi?. Jika diri kita dikuasai oleh daging, maka akan menimbulkan keinginan-keinginan daging. Sebaliknya jika hidup kita dikuasai Roh, maka akan menghasilkan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Air hidup memberikan keselamatan dan kesegaran (kepuasan) rohani. Konsep kekekalan ini mengokohkan kita sebagai umat percaya.


5. Ibadah dalam Roh

    Ayat 20 Penyebutan soal tempat ibadah/ kiblat (di gunung Gerizim, yang merupakan tempat ibadah tandingan pada ibadah kalangan Yahudi di Yerusalem), mungkin merupakan usaha perempuan ini 'mengalihkan perhatian' dari masalah moral menuju kepada masalah agamawi, yaitu perbedaan antara ibadah orang Samaria dan orang Yahudi, mungkin dia merasa 'tidak nyaman' dosanya diungkapkan. Atau mungkin juga sebagai wujud kerinduan hati untuk mengenal Allah lebih dalam. Tetapi, apapun kemungkinannya, kita bisa mendapatkan pengajaran yang baik dari dialog itu. Yesus, menjawab dengan penuh sopan, bahwa memang saat itu ada perbedaan cara-cara ibadah dari ke-2 ras itu. Namun Ia menyatakan "Saatnya akan tiba" bahwa didalam tatanan baru dengan kehadiran Kristus ini para penyembah tidak dipengaruhi oleh tempat/lokasi ibadah, tidak ada kiblat tertentu harus di Yerusalem ataupun di Gunung Gerizim, sehingga perdebatan mengenai perbedaan tempat sama sekali tidak perlu (ayat 21).

    Ayat 22, Hal yang lebih penting adalah mengenai sasaran ibadah, Ibadah orang-orang Samaria adalah ibadah yang kacau alias 'blasteran dengan kebiasaan kafir' (bandingkan dengan 2 Raja-raja 17:33). Meskipun mereka menerima ke-5 kitab Musa, namun mereka tidak menyembah Allah yang benar (2 Raja-raja 17:29). Maka, tentang hal ini, orang Yahudi lebih unggul daripada orang Samaria dalam pengertian rohaninya. Tuhan Yesus berkata "Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi." (bandingkan dengan Roma 9:5). Orang Samaria membatasi dirinya pada kitab Pentateukh saja. Dan sebagai kelanjutannya Tuhan Yesus menjelaskan sistem penyembahan yang universal, yang dilakukan oleh para penyembah-penyembah sejati dan tidak dibatasi oleh lokasi/tempat. Karena penyembah-penyebah sejati menyembah Allah didalam Roh dan kebenaran Roh. Sebab Allah itu Roh (ayat 24). Pengertian Allah itu Roh, bukanlah hal yang asing dalam pengertian Yahudi, tetapi Yesus menekankan bahwa penyembah-Nya-pun harus selaras dengan Yang disembah. Formalitas ibadah keagamaan tidak akan menyentuh apa-apa jika dilakukan tanpa "Roh". Betapa banyak dari kita mengetahui hal-hal yang jahat yang dilarang oleh Alkitab, toh kita melakukannya juga baik secara tersembunyi maupun secara kasat mata, bukan?.

    Ayat 25-26, Perempuan itu menyinggung tentang datangnya Mesias yang mungkin dilandaskan dari kitab pentateukh-nya yaitu Ulangan 18:15-18 yang diterima oleh orang Samaria sebagai kitab suci mereka, yaitu tentang hadirnya nabi yang paling unggul. Yesus dengan pasti mengatakan dengan kalimat ilahian dalam ayat 26 "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau" (dalam bahasa asli Yunani, kata "akulah Dia" diterjemahkan dari kata "EGÔ EIMI", frasa ini begitu penting mengkontraskan terhadap apa yang sudah dikatakan Yesus dalam ayat 20, dalam ayat 26 ini Yesus Kristus menyatakan bahwa Dia-lah Kiblat itu!. Dan tidak ada keseganan pada saat itu, pada saat Yesus mengaku bahwa Dialah Mesias itu, sekalipun Injil-injil Sinoptik sering mencatat keseganan demikian. Tidak ada kekuatiran akan akibat-akibat politis ketika Yesus Kristus bersama orang Samaria ketimbang jika Dia berada di kalangan Yahudi. Hal ini cukup menerangkan pendekatan yang berbeda ini. Di sini ditemukan penyataan pribadi dari Mesias kepada seorang yang memiliki suatu pengharapan akan kebenaran.

    Kemudian percakapan tersebut terhenti dengan kedatangan para murid yang keheranan bahwa Yesus 'melanggar' kebiasaan dengan berbicara dengan seorang perempuan (lihat ayat 9). Tetapi rasa hormat kepada Sang Guru, membuat mereka tidak berani bertanya terang-terangan. Pada saat yang sama, terlihat jelas hasil dari berita Injil yang disampaikan pada perempuan mantan pendosa itu, dimana dia telah diperbaharui, ia meninggalkan tempayannya itu karena ia telah memiliki air hidup, dan ia langsung menyampaikan berita rohani kepada orang-orang lain dari kota itu dan bersaksi tentang pengalamannya yang menggetarkan tentang perjumpaannya dengan Kristus. Ayat 30 tampak jelas orang-orang lain yang mendengar terkesan, dan pergi bersama perempuan itu pergi ke sumur Yakub dan berjumpa dengan Yesus.

    Ayat 31-38 para murid mendesak Yesus untuk makan, hal ini merupakan lanjutan dari ajaran Yesus tentang hal-hal rohaniah. "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal", kedua kata ganti "Aku" dan "kamu", menyatakan perbedaan besar antara Yesus dan murid-muridNya. Namun para murid berpikir mungkin sudah ada orang yang memberikan makanan kepadaNya, menjawab hal ini Yesus kembali menerangkan "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya". Prinsip yang dijelaskan disini adalah, berbuat sesuai kehendak Allah itu harus mendahului makanan jasmani (kebutuhan-kebutuhan jasmani). Kemudian Yesus memberikan kiasan tentang masa tuaian, benih sudah ditabur olehNya melalui pemberitaan Injil kepada satu perempuan dan pekerjaan menabur akan Yesus lakukan hingga pekerjaaNya selesai (bandingkan dengan Yohanes 17:4; 19:30). 4 bulan adalah gambaran normal masa penantian panen, tetapi dengan segera para murid dapat melihat hasil tuaian yang sudah menguning (orang-orang Samaria yang datang) dari hasil penaburanNya itu. "Penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal" (ayat 36) Yesus menerangkan ilustrasiNya dengan menunjukkan sebuah prinsip rohani, bahwa penuai patut menerima upah, "Aku mengutus kamu untuk menuai", Yesus mengingatkan bahwa mereka harus menyelesaikan pekerjaan menabur yang sudah dilakukanNya kepada perempuan itu, dan perempuan itu-pun juga menabur benih keselamatan kepada orang-orang lainnya.

    Ayat 39-42, banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan dari kesaksian perempuan itu, dan Yesus setuju tinggal di tangah mereka selama 2 hari. Dan sepanjang 2 hari tersebut banyak orang menjadi percaya bahwa Yesus adalah Juruselamat dunia, adalah suatu jabatan yang universal baik kepada bangsa Yahudi orang Samaria maupun bangsa-bangsa lainnya.


Yohanes 4 adalah kisah penyelamatan yang begitu lengkap, dibanding kisah-kisah lain yang tertulis dalam kitab-kitab Injil. Karena menyangkut banyak pihak dan banyak aspek : hadirnya seorang penyelamat dan pendosa, sikap para murid, jiwa-jiwa baru akibat berita Injil; perbedaan gender dan ras; perbedaan cara ibadah yang dilanjut dengan keseragaman ibadah secara roh yang selaras dengan Allah yang adalah Roh yang tanpa ada keterbatasan lokasi, dan keuniversalan karya keselamatan.

Seorang pendosa, betapapun buruknya, ia tetap bisa menjadi saluran berkat keselamatan bagi banyak orang, perempuan Samaria ini sudah membuktikannya. Dengan air hidup, ia telah dipuaskan, dan kembali pula ia memancarkankasih-karunia itu kepada orang-orang lain. Tuhan Yesus 'memakai' seorang dari kaum yang dianggap lemah, kaum yang gampang dilecehkan, sehingga sampai sekarangpun di negara Indonesia ini, beberapa kalangan fundamentalis di negara ini merasa perlu membuat undang-undang untuk memberangus keberadaannya, menganggap perempuan adalah biangnya kemaksiatan. Namun dari kisah ini, seorang yang menerima 'cap-buruk', seorang perempuan yang dipandang beberapa kalangan lebih rendah dari laki-laki, dia telah menjadi seorang pengabar Injil yang dasyat, kesederhanaan imannya mampu menggiring orang-orang lain untuk datang kepada Yesus. Dari pembaharuan yang diperolehnya dari Injil yang disampaikan Tuhan Yesus itu, ia tidak lagi dibelenggu kesalahan dan dosanya pada masa lalu, ia telah mejadi manusia baru, menjadi penyembah rohani yang tidak terbatas lokasi, gender dan ras, ia mengabarkan pula kepada orang-orang lain untuk menjadi penyembah rohani yang sama dengan dirinya dan datang kepada Tuhan Yesus untuk diselamatkan.



Haleluyah!



Blessings in Christ,
Rita Wahyu
March 13, 2006



Artikel terkait :

User avatar
 
Posts: 14905
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by BP » Sat May 23, 2015 8:35 pm

YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA
Dalam bahasan perspektif yang lain....



Sumber:



Di atas telah dijabarkan peristiwa percakapan antara Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria dalam kajian yang populer. Bahasan di bawah ini marilah kita membahas peristiwa tsb dalam perspektif yang berbeda.

Penting bagi kita untuk mengingat kembali bahwa nama "Samaria" secara harfiah dari bahasa Ibrani: שוֹ‏מְרִים - SYOM'RIM berarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga Hukum Taurat dan tradisi yang asli), sebuah nama yang bagus dan megandung cita-cita yang luhur.

Mari kita membahas peristiwa Percakapan antara Tuhan Yesus dengan Perempuan Samaria dan kita akan memulainya dengan latar belakang tempat yang dipilih Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil: Tanah Sikhem.

    Image


I. Geografi

      * Yohanes 4:1-5
      4:1 LAI TB, Ketika Tuhan Yesus mengetahui, bahwa orang-orang Farisi telah mendengar, bahwa Ia memperoleh dan membaptis murid lebih banyak dari pada Yohanes
      4:2 LAI TB, --meskipun Yesus sendiri tidak membaptis, melainkan murid-murid-Nya, -

      4:3 LAI TB, Iapun meninggalkan Yudea dan kembali lagi ke Galilea.
      KJV, He left Judaea, and departed again into Galilee.
      TR, αφηκεν την ιουδαιαν και απηλθεν παλιν εις την γαλιλαιαν
      Translit interlinear, aphêken {Ia meninggalkan} tên ioudaian {Yudea} kai {dan} apêlthen {Ia pergi} palin {lagi} eis {ke} tên galilaian {galilea}

      4:4 LAI TB, Ia harus melintasi daerah Samaria.
      KJV, And he must needs go through Samaria.
      TR, εδει δε αυτον διερχεσθαι δια της σαμαρειας
      Translit interlinear, edei {harus} de {tetapi} auton {Dia} dierkhesthai {berjalan} dia {melalui} tês samareias {samaria}

      4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar, di dekat sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
      LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
      KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the parcel of ground that Jacob gave to his son Joseph.
      NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground Jacob had given to his son Joseph.
      TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο εδωκεν ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
      Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês samareias {samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion {dekat} tou khôriou {tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb {yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô {anak} autou {-nya
      Ha-Berit,
      וַיָּבֹא לְעִיר מֵעָרֵי שֹׁמְרוֹן וּשְׁמָהּ סוּכַר מִמּוּל חֶלְקַת הַשָּׂדֶה אֲשֶׁר־נָתַן יַעֲקֹב לְיוֹסֵף בְּנוֹ׃
      Translit, VAYAVU LE'IR SHOM'RUN U'SH'MAH SUKAR MIMUL KHEL'GET HASADEH 'ASHER-NATAN YA'AQOV LEYOSEF BENO

      Image
      Reff: sikhar-vt7449.html#p33517

    Alkitab mengatakan bahwa Tuhan Yesus "harus melalui tanah Samaria" (Yohanes). Mari kita belajar geografi singkat untuk dapat memahami ayat tsb. Tanah Samaria yang terjepit di antara Yudea dan Galilea. Jalan di sekitar Samaria mengambil dua kali selama tiga hari perjalanan langsung dari Galilea ke Yerusalem karena menghindari Samaria diperlukan menyeberangi sungai Yordan dua kali untuk mengikuti jalan berjalan timur sungai. Jalan melalui Samaria itu lebih berbahaya karena permusuhan "Samaria-Yahudi" (Ant 20,118;. War 2,232). Kita tidak diberitahu alasan Yesus dan murid-muridnya harus pergi melalui Samaria. Rasul Yohanes hanya mengatakan bahwa Tuhan Yesus "harus melalui", ini menyiratkan bahwa Tuhan Yesus ini tidak terbiasa lewat di situ.

    Mungkin Tuhan Yesus diperlukan untuk sampai ke Galilea dalam tempo relatif cepat. Ayat ini memberikan kita ada indikasi bahwa Tuhan Yesus memiliki undangan tertunda untuk sebuah acara di Galilea, bahwa Ia akan terlambat untuk itu. Tuhan Yesus mengetahui bahwa orang-orang Farisi sepertinya sedang mencari-cari masalah dengan-Nya, dan Tuhan Yesus perlu menghadapinya dan menjelaskannya kepada mereka. Sembari berjalan ke Galilea melalui Samaria, Tuhan Yesus mengambil kesempatan itu untuk menginjil.

      Image

    Kita lihat peta di atas. Di sana ada tiga daerah yang bertumpuk di atas satu sama lain. Ada Galilea di sebelah utara, Samaria di tengah, dan Yudea di selatan. Cara termudah dan tercepat untuk menuju ke Galilea dari Yudea adalah melalui Samaria. Yohanes 4: 4 mengatakan bahwa Yesus "harus" pergi melalui Samaria.

    Karena orang-orang Yahudi tidak berhubungan dengan orang-orang Samaria, sebagian besar orang Yahudi akan lebih memilih jalan berputar menuju ke arah timur, menyeberangi sungai Yordan, kemudian masuk wilayah Perea, baru kemudian pergi ke arah utara. Jika mereka kembali, akan melalui rute yang sama, menyeberangi sungai Yordan.

    Mari kita pelajari sedikit latar belakang sejarah, mengapa orang-orang Yahudi sampai sebegitunya lebih rela jalan berputar ketimbang harus bertemu orang-orang Samaria. Kedua suku bangsa ini saling tidak menyukai satu dengan yang lain. Awalnya ketika tahun 722 sM ketika Asyur menaklukkan Israel dan membawa sepuluh suku utara ke dalam pembuangan. Mereka membawa bangsa-bangsa dari daerah lain untuk menetap di wilayah itu sama. Akhirnya terjadi pernikahan campur antara israel dan non-Israel dan kebudayaan pagan mereka mempengaruhi mereka. Ibadah dan tata krama Israel yang telah ditinggalkan, seiring dengan berjalannya waktu ke waktu, generasi hasil dari "kawin campur" tersebut disebut sebagai "orang Samaria", dan mereka mengembangkan agama mereka sendiri yang sebagian didasarkan pada ide-ide kafir dan sebagian ada yang didasarkan pada Yudaisme (sinkretisasi). Akhirnya mereka mendirikan Rumah Ibadah mereka sendiri di tempat yang disebut Gunung Gerizim. Dan mereka mengembangkan bahasa mereka sendiri dan versi mereka sendiri dari dan kitab versi mereka sendiri yang disebut Samaritan Pentateukh.

    Kita kembali ke Yohanes 4:3, mengapa Tuhan Yesus "harus" melalui Samaria? Di atas dijelaskan bahwa barangkali Yesus harus menghadiri suatu acara yang mendesak di Galilea, dan agar Dia tidak terlambat. Hal kemungkinan yang lain, secara ke-Allahan-Nya Yesus mengetahui bahwa Ia harus menemui seorang "Perempuan Samaria" yang di mana melalui dia Injil akan diberitakan kepada orang-orang Non Yahudi. Dengan demkian, kita memahami bahwa sebenarnya tidak ada yang terjadi secara kebetulan dalam peristiwa ini. Setiap detail adalah bagian dari outworking kehendak Tuhan. Dan inilah system perjalanan penginjilan yang sangat penting dipahami para murid-murid Kristus. Bahwa Perempuan itu pasti tidak sedang mencari Yesus. Dia pasti tidak mencari keselamatan. Tetapi justru Allah-lah yang menghampiri perempuan itu, mengundangnya untuk keselamatan. Perempuan itu hanya membutuhkan air biasa. Tapi Tuhan Yesus mencarinya untuk memberi air kehidupan.

    Dari sini kita bisa mengambil prinsip yang sangat penting untuk pelaksanaan Amanat Agung, yaitu penginjilan. Menjangkau orang-orang bagi Kristus tidak selalu nyaman dan terkadang sulit, tetapi kita harus tetap pergi. kenyamanan tidak menjadi urusan yang penting. Orang Yahudi tidak nyaman masuk ke daerah orang Samaria. Tapi ibarat team pemadam kebakaran, kita harus masuk ke bangunan yang terbakar itu untuk menyelamatkan jiwa orang-orang yang terjebak dalam kebakaran itu. Dan inilah yang sedang dilakukan Tuhan Yesus. Dalam misi keselamatan ini, seorang pemadam kebakaran tidak bisa berdiri di luar dan berkata, "Ayo! Kamu harus keluar sebelum kamu dan rumahmu hangus terbakar!", tetapi si pemadam kebakaran itu harus masuk meraih tangan, bahkan menggendong korban yang ada di dalam rumah yang terbakar itu. Maka, Tuhan Yesus masuk ke tanah Samaria, tanah yang tidak lazim dimasuki oleh orang Yahudi seperti Dia. Namun Tuhan Yesus harus melakukannya untuk misi penginjilan. Di dalam perikop ini, Alkitab mengajar kita suatu teladan dari Tuhan Yesus, bahwa Dia peduli.

    Kita tahu bahwa setiap langkah dan kegiatan Tuhan Yesus, semuanya dilakukan sesuai dengan kehendak Bapa-Nya (Yohanes 5:19). Allah menghendaki semua orang diselamatkan (Matius 24:14, 28:19, Kisah Para Rasul 17:30, 1 Timotius 2:4-6, Titus 2:11, 2 Petrus 3:9)

    Perjalanan mengejutkan Yesus melalui wilayah Samaria yang menjadi musuh Yahudi dan keagamaan mereka yang sesat. Perjalanan Tuhan Yesus ke Samaria ini mengandung misi Allah yang mulia, bahwa Ia menghendaki semua orang diselamatkan. Dan karena itulah Yesus Kristus diutus untuk menjadi perdamaian antara Allah dan orang-orang berdosa. Pelaksanaan tujuan ini dimulai dengan pertemuan yang "tidak nyaman" antara Yesus orang Yahudi dengan orang dari suku yang menjadi musuh Yahudi, yaitu orang Samaria.


Sikhar = Sikhem?

    Pada ayat 5, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak jelas apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu sendiri.

    Naskah Yohanes 4:5 dalam Kodeks Sinaitikus Siria menulis kota "Sikhem" (συχέμ - sukhem), bukan "Sikhar" (συχαρ - sukhar). Reff: James David Audlin, The Gospel of John, The Original Version Restored & Trnaslated with Commentaries, Volume 2, Editores Volcan Baru, 2013, hlm 596-597. Namun, manuskrip-manuskrip Yunani yang terbaik mendukung nama "Sikhar" (συχαρ - sukhar).

    Ada yang berpendapat bahwa Sikhar & Sikhem adalah tempat yang sama, ini dengan memandang bahwa ada kemungkinan kerusakan teks naskah Ibrani dimana aksara akhir ם - "mem" terbaca seperti aksara ר - "resh" --> שְׁכֶם - SYEKHEM, Syin-Khaf-Mem menjadi שְׁכַר - SYEKHAR, Syin-Khaf-Resy.

    Ada juga yang memandang kerusakan ada dalam teks Yunani: συχαρ - sukhar seharusnya συχέμ - sukhem: Aksara akhiran έμ namun terbaca seperti αρ.

    Ada beberapa penulis non-Alkitab masa awal yang membedakan Sikhem dan Sikhar, tetapi ada juga yang tidak. Dari hasil penggalian belum lama ini, beberapa orang memperkirakan bahwa Sikhar itu sama dengan desa Askar, letaknya 0,7 km di sebelah utara timur-laut dari sumber air Yakub dan sekitar 1 km di sebelah timur laut Sikhem.

    Entah συχαρ - sukhar (Sikhar) ataupun συχέμ - sukhem (Sikhem). Namun demikian, keterangan yang diberikan oleh rasul Yohanes dalam ayat 5 "dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf", jelas mengarah kepada tempat/ wilayah/ daerah yang bernama συχέμ - sukhem (Reff: Kejadian 48:22, Yosua 24:32).

User avatar
 
Posts: 14905
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: PEREMPUAN SAMARIA

Post by BP » Tue Jun 02, 2015 6:47 am

II. Pertemuan Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria


Kita baca ayat 5-6 mari kita amati hal yang menarik dalam ayat tsb:

    * Yohanes 4:5-6
    4:5 MILT, Oleh karena itu Dia tiba di sebuah kota Samaria yang disebut Sikhar, di dekat sebidang tanah yang Yakub telah memberikan kepada anaknya, Yusuf;
    LAI TB, Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf.
    KJV, Then cometh he to a city of Samaria, which is called Sychar, near to the parcel of ground that Jacob gave to his son Joseph.
    NIV, So he came to a town in Samaria called Sychar, near the plot of ground Jacob had given to his son Joseph.
    TR, ερχεται ουν εις πολιν της σαμαρειας λεγομενην συχαρ πλησιον του χωριου ο εδωκεν ιακωβ ιωσηφ τω υιω αυτου
    Translit interlinear, erkhetai {Ia datang} oun {maka} eis {ke} polin {kota} tês samareias {samaria} legomenên {yang dipanggil} sukhar {sikhar} plêsion {dekat} tou khôriou {tanah} ho edôken {yang dahulu memberikan} iakôb {yakub} iôsêph {yusuf} tô huiô {anak} autou {-nya}

    4:6 MILT, dan di sana ada Sumur Yakub. Kemudian YESUS, tatkala merasa letih karena perjalanan itu, Dia duduk sedemikian rupa di tepi sumur itu. Waktu itu kira-kira jam keenam.
    LAI TB, Di situ terdapat Sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas.
    KJV, Now Jacob’s well was there. Jesus therefore, being wearied with his journey, sat thus on the well: and it was about the sixth hour.
    NIV, Jacob's well was there, and Jesus, tired as he was from the journey, sat down by the well. It was about the sixth hour.
    TR, ην δε εκει πηγη του ιακωβ ο ουν ιησους κεκοπιακως εκ της οδοιποριας εκαθεζετο ουτως επι τη πηγη ωρα ην ωσει εκτη
    Translit interlinear, ên {ada} de {dan} ekei {di situ} pêgê {sumur} tou iakôb {yakub} ho oun {lalu} iêsous {Yesus} kekopiakôs {(yang) merasa letih} ek {karena} tês hodoiporias {perjalanan} ekathezeto {duduk} houtôs {saja} epi {dekat} tê pêgê {sumur} hôra {jam} ên hôsei {kira-kira} hektê {ke-enam}

Pertama, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak jelas apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu sendiri. Pada penjelasan tenang "geografis" di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa adalah Sikhem. Alkitab hanya meminta perhatian kita ke lokasi dekat sebidang tanah diberikan Yakub kepada Yusuf. Dan kelihatannya tempat tsb pasti di sekitar kaki gunung Gerizim. Sementara ini menarik untuk diamati bahwa rasul Yohanes adalah memang asli orang Yahudi dia mengetahui geografi Romawi Palestina Kuno secara rinci. Diskripsi lokasi menjadi hal ini yang tidak kalah penting, dan bahkan mungkin lebih signifikan, bahwa penulis Injil ini meminta perhatian kita untuk melihat dengan kehadiran saksi bisu untuk pertemuan ini, yaitu "tulang Yusuf". Di bawah ini adalah bagian kitab Yosua yang berbicara tentang hal tsb:

    * Yosua 24:32
    LAI TB, Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.
    KJV, And the bones of Joseph, which the children of Israel brought up out of Egypt, buried they in Shechem, in a parcel of ground which Jacob bought of the sons of Hamor the father of Shechem for an hundred pieces of silver: and it became the inheritance of the children of Joseph.
    Hebrew,
    וְאֶת־עַצְמֹות יֹוסֵף אֲשֶׁר־הֶעֱלוּ בְנֵי־יִשְׂרָאֵל מִמִּצְרַיִם קָבְרוּ בִשְׁכֶם בְּחֶלְקַת הַשָּׂדֶה אֲשֶׁר קָנָה יַעֲקֹב מֵאֵת בְּנֵֽי־חֲמֹור אֲבִֽי־שְׁכֶם בְּמֵאָה קְשִׂיטָה וַיִּֽהְיוּ לִבְנֵֽי־יֹוסֵף לְנַחֲלָֽה׃
    Translit interlinear, VE'ET {dan pada} -'ATS'MOT {tulang2 dari} YOSEF {yusuf} 'ASHER {yang} -HE'ELU {mereka membawa} VENEY-YIS'RA'EL {bani israel} MIMITS'RAYIM {dari mesir} QAV'RU {mereka menguburkan} VISH'KHEM {di Sikhem} BEKHEL'QAT HASADEH {suatu ladang enguburan} 'ASHER {yang} QANAH {telah dibeli} YA'AQOV {oleh yakub} ME'ET BENEY-KHAMOR {dari bani hemor} 'AVI {bapa dari} -SHEKHEM {orang sokhem} BEME'AH {dengan harga seratus} QESITAH {kesita} VAYIH'YU {dan itu menjadi} LIV'NEY-YOSEF {bagi bani yakub} LENAKHALAH {sebagai milik pusaka}

Ada kemungkinan mengapa nama Yusuf disinggung dalam Yohanes 4:5 ini, barangkali rasul Yohanes hendak menunjukkan adanya "kesamaan" penderitaan hidup yang dialami si Perempuan Samaria itu dengan sosok Yusuf. Dimana Yusuf yang mulanya menderita, tetapi di kemudian hari ia menjadi penyelamat bagi keluarga-nya yang dilanda kelaparan. Sedangkan perempuan ini meski diceritakan memiliki 5 suami, namun dia bukan type orang yang berbahagia, sebab ia harus menimba air sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dia tidak memiliki pelayan pribadi; Ia menimba air di waktu yang sepi, yang dimana mungkin ia memilih untuk tidak bertemu dengan perempuan-perempuan lainnya, sebab mungkin ia memiliki reputasi yang buruk di masyarakat, atau dia sendiri yang sedang tidak ingin bertemu banyak orang oleh suatu sebab. Tapi kemudian perempuan menjadi "penyelamat" bagi orang-orang disekitarnya, karena ia membawa berita Injil di lingkungannya.


SUMUR YAKUB (Ibrani: בְּאֵר יַעֲקֹב - BE'ER YA'AQOV, Yunani: πηγη του ιακωβ - PÊGÊ TOU IAKÔB):

Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam" (ayat 6). Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik. Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.

Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian arti dari ayat tersebut?

Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:

    Pertama, di daerah Palestina jam 12:00 siang itu belum merupakan waktu yang terburuk untuk keluar rumah di bawah sinar matahari. Tetapi ketika jam 3:00 sore, di daerah tsb. terik matahari terasa lebih panas. Selain itu, pada ayat tsb tidak dijelaskan sama sekali tidak jelas bahwa hal ini terjadi selama bulan-bulan musim panas, yang bisa membuat cuaca di Samaria menjadi berbeda.

    Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa."

    Ketiga, kita melihat dalam Keluaran 2:15-19, anak-anak perempuan dari imam Midian yang memberi minum ternak-ternak-nya pada sekitar waktu yang sama, di siang hari, ketika orang-orang seharusnya tidak datang ke sumur.

Ketika kita membaca peristiwa ini, kita bisa bertanya-tanya bagaimana mungkin dalam masyarakat Samaria yang konservatif yang juga berpegang teguh kepada Hukum Taurat itu, mereka nantinya bakal "diinjili" oleh seorang perempuan yang memiliki track record yang buruk?

Apa maksud dari Tuhan Yesus memilih perempuan ini sebagai sarana pengabaran Injil-Nya kepada orang-orang di wilayah Samaria?

Mari kita lebih dekat mengkaji bagian ini.

    4:7 Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum."
    4:8 Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan.
    4:9 Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.)

Ada perbedaan yang signifikan antara sosok Yesus dan perempuan Samaria. Mereka dari 2 kutup yang yang berbeda yang memiliki sejarah permusuhan antar etnis. Masing-masing etnis menganggap satu dengan yang lainnya telah menyimpang secara drastis dari iman yang sesuai dengan Hukum Taurat. Singkatnya, mereka memiliki background musuh sosial, agama dan politik. Apakah ini merupakan perbedaan yang kontras? Malah tidak! Mereka justru amat mirip.

Menurut perspektif tradisional, perempuan Samaria melihat bahwa Yesus adalah seorang Yahudi , barangkali ia mendengat logat bicara Yesus, atau karena ia melihat secara khas pakaian tradisional orang Yahudi yang dikenakan Yesus. Pada pakaian Yesus itu mungkin terdapat jumbai jubah yang terdapat pada pinggiran/ puncanya yang merupakan lambang ritual Yahudi dalam ketaatan kepada Hukum Musa (Bilangan 15: 38 dan Ulangan 22:12., lihat artikel: pakaian-vt6207.html#p26649 ). Namun demikian, ketaatan orang Samaria kepada Hukum Musa juga tidak kalah ketat (ingatlah bahwa istilah "Samaria" berarti "penjaga Hukum Taurat", Nama "Samaria" berkaitan dengan kata Ibrani: שוֹ‏מְרִים - SHOM'RIM berarti "The Keepers" dalam artian : Penjaga Hukum Taurat dan tradisi yang asli)

Kita lanjut ke ayat berikutnya:

    4:10 Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup."

    4:11 Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan (seharusnya: Tuan), Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu?"
    KJV, The woman saith unto him, Sir, thou hast nothing to draw with, and the well is deep: from whence then hast thou that living water?

    TR, λεγει αυτω η γυνη κυριε ουτε αντλημα εχεις και το φρεαρ εστιν βαθυ ποθεν ουν εχεις το υδωρ το ζων
    Translit interlinear, legei {berkata} autô {kepada-Nya} gunê {perempuan utu} kurie {Tuan, Master} oute {tidak ada} antlêma {untuk menimba} ekheis {Engkau memiliki} kai {dan} to phrear {sumur ini} estin {adalah} bathu {sangat dalam} pothen {bagaimana} oun {kemudian} ekheis {Engkau memperoleh} to hudôr {air} to zôn {hidup}

    OJB, The isha (woman) says to Rebbe, Melech HaMoshiach, Adoni, you have no bucket and the be’er is deep. From where then do you have the Mayim Chayyim? [BERESHIS 21:19]

    Haberit Hakhadashah,
    וַתֹּאמֶר אֵלָיו הָאִשָּׁה אֲדֹנִי כְּלִי אֵין־לְךָ לִשְׁאָב־בּוֹ וְהַבְּאֵר עֲמֻקָּה וּמֵאַיִן לְךָ מַיִם חַיִּים׃
    Translit interlinear, VATOMER {dan dia berkata} 'ELAV {kepada-Nya} HA'ISHAH {perempuan itu} 'ADONI {Tuan-ku/ my-Master} KELI {timba} 'EIN- {tidak ada} LIKHA {pada-Mu} LISH'AV- {untuk menimba} BO {di dalamnya} VEHABE'ER {dan sumur ini} 'AMUQAH {sangat dalam} UME'AYIN {lantas bagaimana} LEKHA {ada pada-Mu} MAYIM {air} KHAYIM {hidup}

    4:12 Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?"
    4:13 Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,
    4:14 tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal."

    4:15 LAI TB, Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan (seharusnya: Tuan), berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air."
    KJV, The woman saith unto him, Sir, give me this water, that I thirst not, neither come hither to draw.

    TR, λεγει προς αυτον η γυνη κυριε δος μοι τουτο το υδωρ ινα μη διψω μηδε ερχωμαι ενθαδε αντλειν
    Translit Interlinear, legei {dia berkata} pros {kepada} auton {-Nya} hê gunê {perempuan itu} kurie {Tuan/ Master} dos {berikanlah} moi {kepadaku} touto {ini} to hudôr {air} hina {supaya} mê {tidak} dipsô {aku menimba} mêde {harus} erkhômai {untuk datang} enthade {ke sini} antlein {untuk menimba}

    OJB, The isha (woman) says to Rebbe, Melech HaMoshiach, Adoni, give me this mayim that I may not thirst nor come here to draw mayim.

    Haberit Hakhadashah,
    וַתֹּאמֶר אֵלָיו הָאִשָּׁה אֲדֹנִי תְּנָה־לִּי הַמַּיִם הָהֵם לְמַעַן אֲשֶׁר לֹא־אֶצְמָא עוֹד וְלֹא אוֹסִיף לָבוֹא הֵנָּה לִשְׁאֹב׃
    Translit interlinear, VATOMER {dan dia berkata} 'ELAV {kepada-Nya} HA'ISHAH {perempuan itu} 'ADONI {Tuahku/ my Master} TENAH- {nberikanlah} LI {kepada-Ku} HAMAYIM {air} HAHEM {itu} LEMA'AN {sehingga} 'ASHER {demikian} LO- {tidak} ETS'MA {aku perlu mencari} 'OD {lagi} VELO {dan tidak} 'OSIF {lagi} LAVO {untuk datang} HENAH {kesini} LESH'OV {untuk menimba (air)}

    4:16 Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini."
    4:17 Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami,
    4:18 sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar."

    4:19 LAI TB, Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan (seharusnya: Tuan), nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi."
    KJV, The woman saith unto him, Sir, I perceive that thou art a prophet.

    TR., λεγει αυτω η γυνη κυριε θεωρω οτι προφητης ει συ
    Translit interlinear, legei {berkata} autô {kepada-Nya} hê gunê {perempuan itu} kurie {Tuan/ Master} theôrô {aku tahu} hoti {bahwa} prophêtês {nabi} hei su {Engkau adalah}

    OJB, The isha says to Rebbe, Melech HaMoshiach, Adoni, I see that you are a navi.

    Haberit Hakhadashah,
    וַתֹּאמֶר אֵלָיו הָאִשָּׁה אֲדֹנִי רֹאָה אָנֹכִי כִּי נָבִיא אָתָּה׃
    Translit interlinear, VATOMER {dan dia berkata} 'ELAV {kepada-Nya} HA'ISHAH {perempuan itu} 'ADONI {Tuan-ku/ my Master} RO'EH {paham/ mengerti} 'ANOKHI {aku} KI {bahwa} NAVI {nabi} 'ATAH {Engkau adalah}

    4:20 Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah."


NOTE - PERMASALAHAN TERJEMAHAN "Tuhan" pada LAI TB:




Bagian Yohanes 4:10-20 ini telah sering diartikan sebagai berikut:

    1. Tuhan Yesus memulai percakapan yang bersifat spiritual (ayat 10).
    2. Perempuan itu mulai menegor Yesus merujuk kepada ketidakmampuannya memberikan air yang Ia tawarkan, sebab Yesus tidak memiliki timba (ayat 11-12).
    3. Setelah konfrontasi singkat itu, kemudian Tuhan Yesus menjabarkan maksud air yang bersifat rohani, "Air Hidup" (Ibrani: מַיִם חַיִּים - MAYIM KHAYIM, Yunani: υδατος ζωντος - HUDATOS ZÔNTOS) kepada perempuan itu (ayat 13-14)
    4. Si perempuan menanggapi penjabaran Tuhan Yesus tsb dengan gaya "sarkastik", sbb: "Okey Tuan, kalau begitu berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air" (ayat 15).
    5. Akhirnya, karena si Perempuan ini tidak sanggup menerima penjabaran "air secara rohani" ini. Kemudian Tuhan Yesus dalam menanggapi permintaan si perempuan yg dicatat pada ayat 15 itu, Ia mengekspos dosa dalam kehidupan pribadi perempuan itu, yaitu suatu pola hubungan keluarga rusak (ayat 16-18). Tuhan Yesus membuka aib rahasia pribadi si perempuan, bagai menyajikan "hasil CT Scan" foto yang demikian detail dari organ jantung si perempuan itu. Perempuan itu dengan segera mengakui dosanya di saat kebenaran mengenai dirinya diungkapkan (ayat 19), ia menanggapi pernyataan Tuhan Yesus itu dengan pernyatan bahwa seorang yang sedang berada di hadapannya adalah seorang nabi.
    6. Tapi kemudian, wajar bagi orang yang telah dibukakan rahasia hidupnya. Kemudian si perempuan ini mengalihkan topik, dia mulai berbicara tentang isu-isu doktrinal keagamaan (ayat 20) untuk menghindari pernyataan Tuhan Yesus yang melihat sisi kehidupan pribadinya.


ANGGAPAN BAHWA PEREMPUAN SAMARIA ITU ADALAH TUKAN KAWIN - DAN HIDUP BERSAMA LAKI-LAKI YANG BUKAN SUAMINYA:

Penafsiran seperti di atas ini telah populer, bahwa perempuan itu sangat tidak bermoral, dia pezinah. Penafsiran yang umum ini tidaklah salah. Tapi ada yang menarik ketika kita menghitung total laki-laki dalam kehidupan Perempuan Samaria ini, Anda akan menemukan "Angka Tujuh."


Hubungan antara Angka "Tujuh" dan "Keselamatan"

    * Yohanes 4:22
    LAI TB, …. sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
    KJV, …. for salvation is of the Jews.
    TR, …. οτι η σωτηρια εκ των ιουδαιων εστιν
    Translit interlinear, …. hoti {sebab} hê sôtêria {keselamatan} ek {dari} tôn ioudaiôn {bangsa yahudi} estin {adalah}
    OJB, ... because Yeshu’at Eloheinu (salvation) is from the Yehudim [Isa 2:3; Ro 9:3].
    Ha-Berit,
    כִּי הַיְשׁוּעָה מִן־הַיְּהוּדִים הִיא׃
    Translit interlinear, KI {sebab} HAYESHUAH {keselamatan itu} MIN- {dari} HAYEHUDIM {orang2 yahudi} HI {dia adalah}
    Reff: bahasan di yesus-dan-perempuan-samaria-vt465.html#p33520


Dalam dialog antara Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria, Tuhan Yesus mengatakan mengatakan, "keselamatan datang dari bangsa Yahudi" (Yohanes 4:22). Pembicaraan antara seorang Yahudi dan seorang Samaria ini juga mengandung referensi terselubung ke nomor tujuh, yang melambangkan kesempurnaan atau kelengkapan dalam wawasan Ibrani. Dalam Alkitab Perjanjian Lama, angka tersebut muncul dalam konteks penyembuhan dan keselamatan. Dalam hal ini Rasul Yohanes juga menggunakan simbol angka "tujuh" untuk menyoroti keselamatan dunia melalui Tuhan Yesus Kristus.

Segera setelah Tuhan Yesus berbicara tentang memebrikan "air hidup" (Ibrani: מַיִם חַיִּים - MAYIM KHAYIM, Yunani: υδατος ζωντος - HUDATOS ZÔNTOS) kepada perempuan Samaria itu, ia mengatakan kepadanya, "engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu..." (Yohanes 4:18). Para penafsir cenderung berfokus pada kemungkinan simbolisme dari "lima" suami perempuan Samaria itu sebelumnya — mungkin sebagai rujukan pada lima Kitab Musa atau bahkan lima dewa berhala yang disembah orang Samaria pada zaman raja-raja Israel (lihat 1 Raja 17:30-31 ). Namun, ada pula yang mencari pada angka pamungkas-nya, yaitu bukan pada angka "lima," tetapi pada angka "tujuh."

Sekarang, cobalah hitung, bahwa perempuan itu telah memiliki lima suami, dan saat ini ia hidup dengan laki-laki lain (maka tentulah laki-laki ini adalah laki-laki ke-6-nya). Dan pikirkanlah, pada saat pertemuannya dengan Tuhan Yesus. Maka, Tuhan Yesus tentunya menjadi "Laki-laki ke-tujuh" dalam hidupnya!

Kiasan numerik dari Injil Yohanes ini menempatkan Tuhan Yesus sebagai sumber sempurna keselamatan bagi perempuan Samaria itu. Fakta ini, rasul Yohanes menggarisbawahi hubungan antara "tujuh" dan "keselamatan" ini ketika, tepat setelah Yesus meninggalkan Samaria, ia menyembuhkan putra seorang Galilea "pada jam ketujuh" (4:52). Injil mencakup rujukan-rujukan ini untuk "tujuh," jumlah lengkap Ibrani, untuk menekankan kemampuan Yesus untuk sepenuhnya menyelamatkan umat manusia.

Referensi Yohanes tentang tujuh hal yang berkaitan dengan pemberian air hidup oleh Yesus, karena para imam Israel menggunakan "air hidup" ( מַיִם חַיִּים - MAYIM KHAYIM) bersama dengan ritual darah tujuh kali lipat untuk menyembuhkan penyakit kulit: "Tetapi burung yang masih hidup haruslah diambilnya bersama-sama dengan kayu aras, kain kirmizi dan hisop, lalu bersama-sama dengan burung itu semuanya harus dicelupkannya ke dalam darah burung yang sudah disembelih di atas air mengalir (air hidup ( מַיִם חַיִּים - MAYIM KHAYIM). Kemudian ia harus memercik tujuh kali ( שֶׁבַע פַּעַמִים - SHEVA PA'AMIM) kepada orang yang akan ditahirkan dari kusta itu" (Imamat 14:6-7).

Dalam Yohanes, "air hidup" (ὕδωρ τὸ ζῶν - hudor to zon) datang melalui seorang Mesias Yahudi yang penampilannya menandai ketujuh kalinya seorang pria datang ke dalam kehidupan wanita Samaria — kali ini untuk menawarkan kepadanya "keselamatan" yaitu "dari orang Yahudi" (Yohanes 4:22).

Hubungan pada Injil Yohanes , yaitu hubungan antara "tujuh" dan "keselamatan" juga mengingatkan kemenangan Israel pada zaman Saul. Sebelum bangsa Amon terlibat dalam pertempuran, para penatua Israel meminta, 'Berilah kami tujuh hari' ( שִׁבְעַת יָמִים - SHIV'AT YAMIM) memberi kelonggaran, supaya kami mengirim utusan ke seluruh daerah Israel; dan jika tidak ada seorangpun yang menyelamatkan kami, maka kami akan keluar menyerahkan diri kepadamu."[/color] (1 Samuel 11:3).

Dalam kurun waktu tujuh hari ini, para utusan menemukan Saulus dan dia mengalahkan orang-orang Ammon, dengan menyatakan, "sebab pada hari ini TUHAN telah mewujudkan keselamatan kepada Israel ( תְּשׁוּעָה בְּיִשְׂרָאֵֽל - TESHUAH BEYISH'RAEL)" 1 Samuel 11:13). Alkitab PL menghubungkan "tujuh" dengan "keselamatan," dan Injil Yohanes mengikuti preseden Alkitab PL dalam menghadirkan Tuhan Yesus sebagai Juruselamat dunia.



TAPI... BAGAIMANA JIKA LAKI-LAKI YANG SEDANG BERSAMA PEREMPUAN SAMARIA ITU "BUKAN PACARNYA"?


Marilah kita mencoba memandangnya dalam sudut perspektif yang lain. Jika seandainya laki-laki itu bukan suami dari perempuan Samaria itu, tapi mungkin laki-laki itu adalah ayahnya yang sudah tua, atau mungkin adik laki-lakinya?

Kita bahas di bawah ini.

User avatar
 
Posts: 14905
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by BP » Tue Jun 02, 2015 8:20 pm

III. Membaca Ulang Peristiwa


"Samaria" dipakai dalam Kitab Injil untuk mewakili kaum GOYIM (bangsa-bangsa non-Yahudi). Seperti yang dikemukakan sebelumnya, bahwa ada kemungkinan perempuan Samaria tidak sedang berusaha untuk menghindari siapa pun. Barangkali dia seorang yang baik-baik saja secara moral.

Meskipun total jumlah suaminya ada 5 orang "seperti ganti-ganti sepatu," masih ada kemungkinan bahwa dia bukan perempuan jalang, pelanggar susila, atau perempuan yang dalam gaya hidup hedonisme; tetapi sebaliknya, mungkin dia adalah perempuan yang malang, yang selama ini selalu berurusan dengan laki-laki yang tidak setia dan meninggalkan/ menceraikan dia, dan kejadiannya sampai 5x! Anda ingat bahwa di dalam Hukum Musa, hanya suami-lah yg dapat menceraikan Istrinya. Bahwa masih ada kemungkinan mengapa hal itu terjadi? Mungkin bisa banyak sekali kemungkinannya, misalnya:

    1. Barangkali perempuan ini tidak mampu memberikan anak bagi suaminya, sehingga para suaminya yang terdahulu menceraikan dia, dan kejadiannya 5x.
    2. Barangkali ke-5 suaminya terdahulu mati dalam berbagai macam peristiwa, entah sakit atau kecelakaan, dll. Sehingga masyarakat sekitarnya memberikan dia stigma buruk "perempuan pembawa sial"
    3. Kemungkinan laki-laki yang kini bersamanya adalah "pacar", namun dia belum yakin untuk menikahinya karena pengalaman-pengalaman buruk itu.
    4. Mungkin laki-laki yang bersamanya itu adalah ayahnya sendiri, atau adik/ kakak laki-lakinya yang sedang terbaring sakit tidak berdaya, dia harus mencari nafkah sekaligus merawat orang sakit.

Ada banyak sekali kemungkinan untuk "tidak menghakimi" bahwa perempuan itu "pasti seorang pelanggar kesusilaan" dan Hukum Pernikahan. Dari kemungkinan-kemungkinan peristiwa hidup yang dialaminya itu, barangkali membuat perempuan ini sedang depresi terhadap nasip yang dialaminya. Orang dalam keadaan depresi bisa juga menghindari pertemuan dengan orang lain, sehingga ia memilih menimba air di saat-saat yang sepi. Jadi, mari kita memandang perempuan Samaria itu dari cara pandang ini, cobalah tinggalkan asumsi bahwa dia adalah seorang pezinah. Dan perempuan Samaria yang menjadi tokoh sentral dalam peristiwa ini, adalah jelas seorang yang memiliki kerumitan hidup, dia bukan seorang yang kaya (karena menimba air sendiri, bukan menyuruh pelayan).

Tapi, penting untuk dicatat bahwa untuk memiliki lima suami secara beruntun barangkali jarang sekali atau bahkan tidak pernah terdengar di masyarakat kuno, terutama di kalangan masyarakat konservatif seperti Israel "The Keepers" (Samaria) itu. Fakta ini bahkan menyebabkan beberapa penafsir kuno dan modern untuk keliru berasumsi bahwa pertemuan ini tidak bersifat historis, tetapi metafora belaka.

Tapi kejadian ini bukanlah metafora, melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara historis. Alkitab kita selain merupakan buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita ditulis secara kronologis, dan setiap salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan satu dengan yang lain, tidak berubah secara isi maupun doktrinalnya. Dan jika menimbang kerumitan hidup yang coba kita gali di sini, perempuan Samaria adalah type seorang yang benar-benar sedang terpuruk. Singgungan rasul Yohanes kepada "tulang Yusuf" di daerah Sikhem ini, barangkali merupakan "signifikansi" nasip malang yang pernah dialami Yusuf dan keadaan si perempuan Samaria pada saat itu.


PERJANJIAN YEHOSHUA (Ibrani: הַבְּרִית יְהֹושֻׁעַ - HABERIT YEHOSHUA, Joshua Covenant)


Perlu dicatat pula bahwa penyebutan "tulang-tulang para Bapa leluhur Israel" dapat juga menghubungkan kehadiran Allah dengan sekitar gunung Gerizim dan kota Kudus Sikhem. Ketika kita mendengar bahwa percakapan berlangsung di daerah di mana tulang-tulang Yusuf dikuburkan, kita segera diingatkan tentang kisah Yusuf dan penderitaannya yang sebagian besar tidak layak menimpa dirinya. Seperti yang Anda ingat, Yusuf yang pada mulanya menderita akibat penganiayaan saudara-saudaranya, kemudian pada akhirnya, penderitaan Yusufitulah yang ternyata mengarah kepada keselamatan dunia dari kelaparan.


Sekarang perhatikan sehubungannya dengan kisah Yusuf secara lebih rinci:

Yusuf dilahirkan dalam sebuah keluarga yang sangat khusus di mana Anugerah dan keselamatan mengalir dalam urutan garis keturunannya sejak Abraham. Yusuf adalah 1 dari 11 anak Yakub yang lainnya, yang dimana sosok Yusuf ini mengakibatkan kecemburuan dari 10 saudara-saudaranya yang lain, dan mereka berkeinginan untuk menyingkirkan Yusuf selamanya. Tapi ada yang lebih. Bahwa Sikhem adalah tempat dimana Yosua mengumpulkan suku-suku Israel, dan ia pernah menantang suku-suku Israel untuk meninggalkan dewa-dewa/ ilah-ilah yang pernah mereka kenal, dan mereka merbalik beribadah kepada YHVH. Dan setelah Yosua membuat perjanjian dengan mereka, di tempat dimana tulang-tulang Yusuf dimakamkan. Lihat: Yosua 24:1-32, dibawah ini saya kutip sebagian:

    24:25 LAI TB, Pada hari itu juga Yosua mengikat perjanjian dengan bangsa itu dan membuat ketetapan dan peraturan bagi mereka di Sikhem.
    KJV, So Joshua made a covenant with the people that day, and set them a statute and an ordinance in Shechem.
    Hebrew,
    וַיִּכְרֹת יְהֹושֻׁעַ בְּרִית לָעָם בַּיֹּום הַהוּא וַיָּשֶׂם לֹו חֹק וּמִשְׁפָּט בִּשְׁכֶֽם׃
    Translit, VAYIKH'ROT {dan ia membuat} YEHOSYU'A {yosua} BERIT {perjanjian} LA'AM {dengan bangsa} BAYOM {pada hari itu} HAHU {bahwa ia} VAYASEM {membuat} LO {kepada mereka} KHOQ {ketetapan} UMISH'PAT {peraturan} BISH'KHEM {di sikhem}

    24:26 Yosua menuliskan semuanya itu dalam kitab hukum Allah, lalu ia mengambil batu yang besar dan mendirikannya di sana, di bawah pohon besar, di tempat kudus TUHAN.
    24:27 Kata Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Sesungguhnya batu inilah akan menjadi saksi terhadap kita, sebab telah didengarnya segala firman TUHAN yang diucapkan-Nya kepada kita. Sebab itu batu ini akan menjadi saksi terhadap kamu, supaya kamu jangan menyangkal Allahmu."
    24:28 Sesudah itu Yosua melepas bangsa itu pergi, masing-masing ke milik pusakanya.
    24:29 Dan sesudah peristiwa-peristiwa ini, maka matilah Yosua bin Nun, hamba TUHAN itu, ketika berumur seratus sepuluh tahun.
    24:30 Lalu ia dikuburkan di daerah milik pusakanya, di Timnat-Serah yang di pegunungan Efraim, di sebelah utara gunung Gaas.
    24:31 Orang Israel beribadah kepada TUHAN sepanjang zaman Yosua dan sepanjang zaman para tua-tua yang hidup lebih lama dari pada Yosua, dan yang mengenal segenap perbuatan yang dilakukan TUHAN bagi orang Israel.
    24:32 Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.

Sikhem adalah suatu tempat yang memiliki muatan sejarah. Dan, sangat menarik bahwa tempat ini dipilih Tuhan Yesus untuk mengadakan pertemuan dengan perempuan Samaria. Seperti dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan bani Israel di Sikhem. Di tempat ini pula Tuhan Yesus mengadakan "Perjanjian Yehoshua Yang Baru". Dan dalam Perjanjian yang baru ini, pelaksananya adalah YEHOSHUA, Sang Anak Allah itu sendiri!

Perhatikanlah, bahwa ada "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama "Yesus" dalam bahasa Ibrani adalah sama-sama יְהוֹשׁוּעַ - YEHOSHUA, berasal dari dua kata Ibrani yaitu יהוה - YHVH (TUHAN) dan יָשַׁע - YASHA (menyelamatkan). Jadi, nama "YEHOSHUA" itu berarti: "YHVH (TUHAN) adalah keselamatan" atau "YHVH (TUHAN) menyelamatkan". Inilah yang sedang dilaksanakan Tuhan Yesus dalam setiap aksi penginjilan-Nya sampai pada kesempurnaan-Nya, Dia mati, darah-Nya tertumpah di kayu salib untuk dosa manusia.


Kita tinjau lebih dalam lagi:

Ketika Yosua mengadakan perjanjian dengan bani Israel, perjanjiannya dilakukan dengan 2 saksi sejarah:

    1. Batu (Yosua 24:26-27), bani Israel menyatakan perjanjian dengan mulut mereka untuk selalu beriman kepada Allah Israel.
    2. Tulang Yusuf (Yosua 24:31-32)

Perempuan Samaria ini sama seperti bani Israel Kuno, yang dia mengaku bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan dia adalah Juru Selamat dunia. Mari kita baca Yohanes 4:28-39, saya kutip sebagian

    "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.... Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada Yesus"

Hubungan antara Yusuf dan perempuan Samaria tidak berakhir di sana. Kita ingat bahwa sebelumnya Yusuf menerima berkat khusus dari ayahnya pada saat kematian Yakub. Itu adalah janji bahwa ia akan menjadi pohon (pohon anggur) yang dahan-dahannya naik mengatasi tembok (Kejadian 49:22).

    * Kejadian 49:22
    LAI TB, Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
    KJV, Joseph is a fruitful bough, even a fruitful bough by a well; whose branches run over the wall:
    Hebrew,
    בֵּן פֹּרָת יֹוסֵף בֵּן פֹּרָת עֲלֵי־עָיִן בָּנֹות צָעֲדָה עֲלֵי־שׁוּר׃
    Translit interlinear, BEN {(seperti) anak/ dahan/ cabang} PORAT {yang sedang berbuah-buah, Verb Qal Participle} YOSEF {yusuf} BEN {(seperti) anak/ dahan/ cabang} PORAT {yang sedang berbuah-buah, Verb Qal Participle} 'ALEY-'AYIN {pada mata air} BANOT {dahan2nya} TSA'ADAH {dia akan melintas} 'ALEY-SHUR {naik ke tembok}
    Lihat bahasan ayat ini di 08-israel-datang-ke-mesir-vt8384-20.html#p47602

Mazmur 80:9 berbicara tentang pohon anggur yang dibawa keluar dari Mesir yang tunas menyebar ke seluruh bumi, akhirnya membawa keselamatan bagi dunia melalui pohon anggur yang benar:

    * Mazmur 80:9
    LAI TB, Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalau bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu.
    KJV, Thou hast brought a vine out of Egypt: thou hast cast out the heathen, and planted it.
    Hebrew,
    גֶּפֶן מִמִּצְרַיִם תַּסִּיעַ תְּגָרֵשׁ גֹּויִם וַתִּטָּעֶֽהָ׃
    Translit interlinear, GEFEN {pohon anggur} MIMITS'RAYIM {dari mesir} TASI'A {Engkau mengambil} TEGARESH {Engkau menghalau} GOYIM {bangsa2} VATITA'EHA {dan Engkau menanamnya}

Dalam Yohanes 15:1 kita membaca bahwa Tuhan Yesus mengidentifikasikan diri-Nya sebagai pohon anggur, Tuhan Yesus juga simbolis dibawa keluar dari Mesir (Matius 2:15).


    * Matius 2:15
    LAI TB, dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku."
    KJV, And was there until the death of Herod: that it might be fulfilled which was spoken of the Lord by the prophet, saying, Out of Egypt have I called my son.
    TR, και ην εκει εως της τελευτης ηρωδου ινα πληρωθη το ρηθεν υπο του κυριου δια του προφητου λεγοντος εξ αιγυπτου εκαλεσα τον υιον μου
    Translit interlinear, kai {lalu} ên {berada} ekei {di sana} heôs {hingga} tês teleutês {kematian} hêrôdou {dari herodes} hina {supaya} plêrôthê {dipenuhi} to rêthen {yang dikatakan} hupo {oleh} tou kuriou {Tuhan} dia {melalui} tou prophêtou {para nabi2} legontos {yang berkata} ex {dari} aiguptou {mesir} ekalesa {Aku telah memanggil} ton huion {Putera} mou {-Ku}

Dalam pembicaraannya dengan Perempuan Samaria, Tuhan Yesus - "Sang Pohon Anggur" yang dijanjikan dalam janji Yakub kepada Yusuf - ini melintasi dinding permusuhan antara "orang Yahudi Israel" dan "orang Samaria Israel" untuk menyatukan dua bagian Kerajaan-Nya melalui umat-Nya, di dalam pengajaran dan perbuatan. Secara mendalam ada simbolisme dalam percakapan ini yang berlangsung dengan sangat baik yang dibangun oleh keturunan Yakub dan kepada siapa janji itu diberikan.


Sekarang mari kita tinjau beberapa simbolisme Perjanjian Lama:


A. WILAYAH SAMARIA - SIKHAR - SIKHEM:


Pertama, rasul Yohanes menyebutkan kota Samaria bernama Sikhar. Hal ini tidak jelas apakah Sikhar adalah sebuah desa yang sangat dekat Sikhem atau Sikhem itu sendiri. Pada penjelasan tentang "geografis" di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa adalah Sikhem. Alkitab hanya meminta perhatian kita ke lokasi dekat sebidang tanah diberikan Yakub kepada Yusuf. Dan kelihatannya tempat tsb pasti di sekitar kaki gunung Gerizim.

Sementara ini menarik untuk diamati bahwa rasul Yohanes adalah memang asli orang Yahudi dia mengetahui geografi Romawi Palestina Kuno secara rinci.


B. SUMUR YAKUB


Rasul Yohanes melanjutkan: "Sumur Yakub ( בְּאֵר יַעֲקֹב - BE'ER YA'AQOV, Yunani: πηγη του ιακωβ - PÊGÊ TOU IAKÔB) ada di sana, dan Yesus merasa lelah karena Ia dari perjalanan yang jauh, duduk dengan di dekat sumur, dan saat itu sekitar jam keenam" (ayat 6). Tafsiran tradisional menyatakan bahwa perempuan Samaria memiliki reputasi yang tidak baik. Referensi "jam keenam" (sekitar 12 siang) telah ditafsirkan bahwa ia menghindari kerumunan kaum perempuan-perempuan lain yang biasa menimba air pada pagi hari. Maka pada sekitar jam 12 siang sumur tersebut tidak lagi terdapat banyak orang di sana, sebab akan sangatlah susah menimba dan membawa air dalam keadaan terik matahari, tapi perempuan Samaria justru melakukan hal ini. Itulah hal yang mendasari tafsiran bahwa perempuan itu memiliki reputasi buruk di wilayah tempat dia tinggal.

Tafsiran yang populer memandang diri perempuan Samaria itu sebagai seorang perempuan yang sangat berdosa yang telah jatuh ke dalam dosa perzinahan dan karena itu ia ditantang oleh Tuhan Yesus tentang banyaknya suami dalam hidupnya. Dalam teori penafsiran yang populer menyatakan bahwa: Tuhan Yesus tahu bahwa perempuan itu memiliki 5 suami sebelumnya dan seorang "pacar" yang sekarang tinggal bersama dia saat ini tidak dalam ikatan pernikahan. Hal ini cukup untuk memberi alasan mengapa perempuan itu memiliki reputasi buruk dan mengapa ia menimba air di kala matahari panas terik. Tapi apakah mutlak demikian arti dari ayat tersebut?

Mari kita mengkajinya dalam perspektif yang berbeda dengan mengkaji 3 hal ini:

    Pertama, di daerah Palestina jam 12:00 siang itu belum merupakan waktu yang terburuk untuk keluar rumah di bawah sinar matahari. Tetapi ketika jam 3:00 sore, di daerah tsb. terik matahari terasa lebih panas. Selain itu, pada ayat tsb tidak dijelaskan sama sekali tidak jelas bahwa hal ini terjadi selama bulan-bulan musim panas, yang bisa membuat cuaca di Samaria menjadi berbeda.

    Kedua, adalah mungkin bahwa seseorang akan dapat menimba air lebih banyak daripada pada pagi hari karena harus mengantre. Maka ada kemungkinan perempuan ini mengambil air pada sat yang sepi " pada waktu yang tidak biasa."

    Ketiga, kita melihat dalam Keluaran 2:15-19, anak-anak perempuan dari imam Midian yang memberi minum ternak-ternak-nya pada sekitar waktu yang sama, di siang hari, ketika orang-orang seharusnya tidak datang ke sumur.



C. TULANG YUSUF:


Diskripsi lokasi menjadi hal ini yang tidak kalah penting, dan bahkan mungkin lebih signifikan, bahwa penulis Injil ini meminta perhatian kita untuk melihat dengan kehadiran saksi bisu untuk pertemuan ini, yaitu "tulang Yusuf". Di bawah ini adalah bagian kitab Yosua yang berbicara tentang hal tsb:

    * Yosua 24:32
    LAI TB, Tulang-tulang Yusuf, yang dibawa orang Israel dari Mesir, dikuburkan mereka di Sikhem, di tanah milik yang dibeli Yakub dengan harga seratus kesita dari anak-anak Hemor, bapa Sikhem, dan yang ditentukan bagi bani Yusuf menjadi milik pusaka mereka.
    KJV, And the bones of Joseph, which the children of Israel brought up out of Egypt, buried they in Shechem, in a parcel of ground which Jacob bought of the sons of Hamor the father of Shechem for an hundred pieces of silver: and it became the inheritance of the children of Joseph.
    Hebrew,
    וְאֶת־עַצְמֹות יֹוסֵף אֲשֶׁר־הֶעֱלוּ בְנֵי־יִשְׂרָאֵל מִמִּצְרַיִם קָבְרוּ בִשְׁכֶם בְּחֶלְקַת הַשָּׂדֶה אֲשֶׁר קָנָה יַעֲקֹב מֵאֵת בְּנֵֽי־חֲמֹור אֲבִֽי־שְׁכֶם בְּמֵאָה קְשִׂיטָה וַיִּֽהְיוּ לִבְנֵֽי־יֹוסֵף לְנַחֲלָֽה׃
    Translit interlinear, VE'ET {dan pada} -'ATS'MOT {tulang2 dari} YOSEF {yusuf} 'ASHER {yang} -HE'ELU {mereka membawa} VENEY-YIS'RA'EL {bani israel} MIMITS'RAYIM {dari mesir} QAV'RU {mereka menguburkan} VISH'KHEM {di Sikhem} BEKHEL'QAT HASADEH {suatu ladang enguburan} 'ASHER {yang} QANAH {telah dibeli} YA'AQOV {oleh yakub} ME'ET BENEY-KHAMOR {dari bani hemor} 'AVI {bapa dari} -SHEKHEM {orang sokhem} BEME'AH {dengan harga seratus} QESITAH {kesita} VAYIH'YU {dan itu menjadi} LIV'NEY-YOSEF {bagi bani yakub} LENAKHALAH {sebagai milik pusaka}

Ada kemungkinan mengapa nama Yusuf disinggung dalam Yohanes 4:5 ini, barangkali rasul Yohanes hendak menunjukkan adanya "kesamaan" penderitaan hidup yang dialami si Perempuan Samaria itu dengan sosok Yusuf. Dimana Yusuf yang mulanya menderita, tetapi di kemudian hari ia menjadi penyelamat bagi keluarga-nya yang dilanda kelaparan. Sedangkan perempuan ini meski diceritakan memiliki 5 suami, namun dia bukan type orang yang berbahagia, sebab ia harus menimba air sendiri untuk kebutuhan hidupnya, dia tidak memiliki pelayan pribadi; Ia menimba air di waktu yang sepi, yang dimana mungkin ia memilih untuk tidak bertemu dengan perempuan-perempuan lainnya, sebab mungkin ia memiliki reputasi yang buruk di masyarakat, atau dia sendiri yang sedang tidak ingin bertemu banyak orang oleh suatu sebab. Tapi kemudian perempuan menjadi "penyelamat" bagi orang-orang disekitarnya, karena ia membawa berita Injil di lingkungannya.

Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan Samaria itu dengan ucapan: "Berilah Aku minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan itu merasa aman dengan Yesus Kristus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya; dia pikir Tuhan Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia selama ini menderita tekanan hidup.

Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Tuhan Yesus.

Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga' nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Tuhan Yesus sedang berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.

Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)

Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).

Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)

Sikhem, Tempat dimana percakapan ini berlangsung adalah di sekitar tulang Yusuf dikuburkan. Rasul Yohanes jelas menginginkan kita untuk mengingat Yusuf. Bahwa Yusuf adalah seorang yang banyak menderita dalam hidupnya; tapi penderitaannya itu akhirnya menjadi keselamatan bagu Israel dan dunia di sekitarnya. Di bawah kepemimpinan Yusuf, Mesir menjadi satu-satunya negara yang bertindak bijaksana dengan menyimpan bahan pangan selama banyak tahun dan bahkan mampu memberi bantuan pangan bagi orang-orang lain selama masa-masa kelaparan. Hal ini sangat simbolis diungkapkan, bahwa percakapan ini berlangsung di hadapan saksi bisu - tulang Yusuf.

Pada awalnya, mungkin Allah bertidak tanpa belas kasihan membiarkan Yusuf menderita mengalami ketidakadilan fisik, psikologis dan sosial yang dilakukan orang-oraNg di sekitarnya. Namun akhirnya Yusuf menjadi orang yang sangat memberkati setiap orang-orang berhubungan dengannya. Alih-alih membaca cerita ini dalam hal Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan perempuan yang disinyalir tidak bermoral untuk standar moralitas umat beragama. Kita harus membacanya dalam hal kemurahan Allah dan kasih sayang bagi dunia yang rusak pada umumnya, dan sosok yang terpinggirkan di Israel pada khususnya.

Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu menanggapinya dengan berkata : ""Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang menyembah" (4:20)



D. PEREMPUAN SAMARIA - GOYIM - YESUS UNTUK SEMUA BANGSA


Penyebutan "Samaria" dipakai dalam Kitab Injil untuk mewakili kaum GOYIM (bangsa-bangsa non-Yahudi). Kita-pun orang-orang Goyim (non-Yahudi). Namun, kita adalah Goyim yang telah masuk ke dalam Jemaat Allah dan telah diadopsi menjadi anak-anak-Nya. Berbahagialah kita yang Goyim ini telah mendapat kasih karunia keselamatan!

Meski sarat dengan simbol-simbol, Namun kejadian di Sumur Yakub ini bukanlah metafora, melainkan suatu peristiwa yang pernah terjadi secara historis. Alkitab kita selain merupakan buku iman, dia juga adalah buku sejarah, Alkitab kita ditulis secara kronologis, dan setiap salinan-salinan naskah bahasa aslinya bisa dipertemukan satu dengan yang lain, tidak berubah secara isi maupun doktrinalnya.

Selain itu "Samaria" tidak bermakna buruk. Orang Samaria yakin atas identitas mereka sebagai berikut:

    1) Orang Samaria menyebut diri mereka בְּנֵי־יִשְׂרָאֵל - BENEY YISRA'EL, Sons of Israel.

    2) Samaria adalah kelompok yang cukup besar dari orang-orang yang meyakini diri mereka sebagai menjadi pemelihara agama asli Israel kuno. Nama Samaria harfiah dari bahasa Ibrani: שוֹ‏מְרִים - SHOM'RIM berarti "The Keepers" (dalam artian : Penjaga Hukum Taurat dan tradisi yang asli). Sulit untuk menentukan berapa jumlah orang Samaria dibandingkan dengan orang Yahudi pada zaman Yesus.

    3) Orang Samaria percaya bahwa pusat ibadah Israel seharusnya tidak di bukit Sion (Yerusalem), melainkan gunung Gerizim (Ibrani : גְּרִזִּים - GERIZIM). Mereka berpendapat bahwa gunung Gerizim adalah situs dari pengorbanan Israel pertama (Ulangan 27:4) dan itu terus menjadi pusat aktivitas pengorbanan leluhur Israel. Ini adalah tempat di mana berkat yang diucapkan oleh orang Israel kuno. Orang Samaria meyakini bahwa Betel (Yakub), gunung Moria (Abraham) dan gunung Gerizim adalah tempat yang sama.

    4) Orang Samaria dasarnya memiliki 4 keyakinan : 1) Satu Tuhan, 2) Satu Nabi, 3) Satu Kitab dan 4) Satu Tempat Ibadah.

    5) Orang Samaria percaya bahwa orang-orang yang menyebut diri mereka Yahudi (orang percaya pada Tuhan Israel Yudea berpusat) telah mengambil jalan yang salah dalam praktek keagamaan mereka dengan mengimpor hal baru ke Tanah Suci selama kembali dari pembuangan Babel.

    6) Orang Samaria menolak keunggulan dari dinasti Daud di Israel. Mereka percaya bahwa para imam Lewi di Kemah Suci mereka di gunung Gerizim adalah pemimpin yang sah dari Israel.

Dari penolakan orang Samaria itu, Tuhan Yesus mengembalikan pemahaman kalangan Samaria yang salah. Sebab, keselamatan dari bangsa Yahudi (Reff: Yohanes 4:22).


-----


Tuhan Yesus memulai percakapan dengan perempuan itu dengan ucapan: "Berilah Aku minum." Murid-murid-Nya saat itu sedang pergi ke kota untuk membeli makanan. Perempuan itu merasa aman dengan Yesus karena Ia adalah orang asing, bukan dari dari desanya; dia pikir Yesus pasti tidak tahu tentang kehidupannya gagal atau bahkan bagaimana dia selama ini menderita tekanan hidup.

Tapi bagaimanapun tetap terdapat masalah yang mungkin perempuan itu masih merasa was-was. Sebab sejak dari masa nenek-moyangnya orang Samaria itu bermusuhan dengan orang Yahudi secara agama maupun politik. Tetapi karena Yesus lebih dulu menyapanya, dengan meminta tolong memberinya minum, ini membuat si perempuan itu merasa lebih aman untuk melakukan kontak bicara dan melakukan apa yang diminta Yesus.

Tuhan Yesus meneruskan pembicaraannya: ""Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! Niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup" (4:10). Adalah penting bahwa kita membayangkan pikiran perempuan itu, bahwa Tuhan Yesus itu sedang berbicara "ngga' nyambung" dan apa pula yang Ia maksudkan dengan "Air Hidup" itu? Tapi Yesus sedang berbicara tentang Firman Allah, dari Dia yang pernah memberikan Taurat Samaria itu.

Perempuan itu menanggapi: "Tuan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" (4:11-12)

Tuhan Yesus menjawab: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal" (4:13-14). Perempuan itu itu berkata kepadanya, "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air" (4:15).

Setelah interaksi di atas, Tuhan Yesus mulai menyinggung hal pembaharuan rohani, bahwa perempuan ini memerlukan lebih dari sekedar air biasa. Tuhan Yesus berkata: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Perempuan itu menjawab "ku tidak mempunyai suami" (4:16). Tuhan Yesus berkata kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:18)

Ingat referensi yang sudah kita bahas bahwa tempat dimana percakapan ini berlangsung adalah di sekitar tulang Yusuf dikuburkan. Rasul Yohanes jelas menginginkan kita untuk mengingat Yusuf. Bahwa Yusuf adalah seorang yang banyak menderita dalam hidupnya; tapi penderitaannya itu akhirnya menjadi keselamatan bagu Israel dan dunia di sekitarnya. Di bawah kepemimpinan Yusuf, Mesir menjadi satu-satunya negara yang bertindak bijaksana dengan menyimpan bahan pangan selama banyak tahun dan bahkan mampu memberi bantuan pangan bagi orang-orang lain selama masa-masa kelaparan. Hal ini sangat simbolis diungkapkan, bahwa percakapan ini berlangsung di hadapan saksi bisu - tulang Yusuf.

Pada awalnya, mungkin Allah bertidak tanpa belas kasihan membiarkan Yusuf menderita mengalami ketidakadilan fisik, psikologis dan sosial yang dilakukan orang-orag di sekitarnya. Namun akhirnya Yusuf menjadi orang yang sangat memberkati setiap orang-orang berhubungan dengannya. Alih-alih membaca cerita ini dalam hal Tuhan Yesus bercakap-cakap dengan perempuan yang disinyalir tidak bermoral untuk standar moralitas umat beragama. Kita harus membacanya dalam hal kemurahan Allah dan kasih sayang bagi dunia yang rusak pada umumnya, dan sosok yang terpinggirkan di Israel pada khususnya.

Menurut pandangan populer, itu adalah pada titik ini, Ketika Tuhan Yesus menegur perempuan itu dan berkata "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar" (4:17-18), ini merupakan teguran kenabian. Sehingga perempuan itu menanggapinya dengan berkata : "Tuan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi" (4:19). Perempuan ini kemudian meneruskan pembicaraan yang berkaitan dengan masalah perbedaan teologis ibadah antara orang Yahudi dan orang Samaria: "Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalem-lah tempat orang menyembah" (4:20)

User avatar
 
Posts: 14905
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:20 pm

Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by BP » Thu Jun 04, 2015 5:53 pm

Apa isi Pokok Perjanjian Yehoshua yang baru ini:


    Image

Ayat 20, kita melihat pertanyaan perempuan Samaria tadi mencerminkan asumsi yang baik, jujur. Dan olehnya Tuhan Yesus memberikan pengajaran yang baru di dalam Perjanjian-Nya yang baru. Dan perempuan Samaria itu adalah simbolisme dari umat-Nya yang baru di dalam Perjanjian yang Baru.

Seperti yang disebutkan di atas bahwa orang Samaria beribadah dan berkiblat di gunung Gerizim; sedangkan orang Yahudi beribadah dan berkiblat di gunung Sion (Yerusalem). Mungkin dengan perasaan takut dan gentar, perempuan Samaria mengungkapkan perasaannya dan penghinaan/ kepahitan dari orang-orang Yahudi. Namun Perempuan ini tidak menyangka bahwa Sang Nabi dari Yudea ini berkata:

    4:21 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
    KJV, Jesus saith unto her, Woman, believe me, the hour cometh, when ye shall neither in this mountain, nor yet at Jerusalem, worship the Father.

    TR, λέγει αὐτῇ ὁ Ἰησοῦς γύναι πίστευσον μοι ὅτι ἔρχεται ὥρα ὅτε οὔτε ἐν τῷ ὄρει τούτῳ οὔτε ἐν Ἱεροσολύμοις προσκυνήσετε τῷ πατρί
    Translit Interlinear, legei {berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} gunai {hai perempuan} pisteuson {percayalah} moi {kepada-Ku} hoti {bahwa} erkhetai {akan datang} hôra {waktu} hote {ketika} oute {juga bukan} en {di} tô orei {gunung} toutô {ini} oute {juga bukan} en {di} hierosolumois {yerusalem} proskunêsete {kamu akan menyembah} tô patri {Bapa}

    OJB, Rebbe, Melech HaMoshiach says to her, Have emunah (faith), believe me, Isha. A sha’ah (hour, time) comes when neither on this mountain nor in Yerushalayim [Mal 1:11; 1Kg 8:27; Isa 66:1] will you worship HaAv. [Isa 63:16]

    Haberit Hakhadashah,
    וַיֹּאמֶר אֵלֶיהָ יֵשׁוּעַ אִשָּׁה הַאֲמִינִי לִי כִּי תָבוֹא שָׁעָה אֲשֶׁר לֹא תִשְׁתַּחֲווּ לָאָב בָּהָר הַזֶּה וְלֹא בִירוּשָׁלָיִם׃
    VAYOMER {dan Dia berkata} 'ELAHA {kepada perempuan itu} YESHUA {Yesus} 'ISHAH {hai perempuan} HA'AMINI {percayalah engkau} LI {kepada-Ku} KI {sebab} TAVO {akan tiba} SHA'AH {saatnya} ASHER {bahwa} LO {tidak} TISH'TAKHAVU {mereka sujudd beribadah} LA'AV {kepada Bapa} BEHAR {pada gunung} HAZEH {yang ini} VELO {tidak juga} BIRUSHALAYIM {di yerusalem}

    4:22 LAI TB, Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
    KJV, Ye worship ye know not what: we know what we worship: for salvation is of the Jews.

    TR, ὑμεῖς προσκυνεῖτε ὃ οὐκ οἴδατε· ἡμεῖς προσκυνοῦμεν ὃ οἴδαμεν ὅτι ἡ σωτηρία ἐκ τῶν Ἰουδαίων ἐστίν
    Translit Interlinear, humeis {kalian} proskuneite {menyembah} ho ouk {apa yang tidak} oidate {kalian kenal} hêmeis {kami} proskunoumen {menyembah} ho oidamen {yang kami kenal} hoti {sebab} hê sôtêria {keselamatan} ek {dari} tôn ioudaiôn {orang-orang Yahudi} estin {adalah}
    OJB, You worship that of which you do not have da’as [MELACHIM BAIS 17:28-41]; we worship that of which we have da’as, because Yeshu’at Eloheinu (salvation) is from the Yehudim [Isa 2:3; Ro 9:3].
    Ha-Berit,
    אַתֶּם מִשְׁתַּחֲוִים אֶל־אֲשֶׁר לֹא יְדַעְתֶּם וַאֲנַחְנוּ מִשְׁתַּחֲוִים אֶל־אֲשֶׁר יָדָעְנוּ כִּי הַיְשׁוּעָה מִן־הַיְּהוּדִים הִיא׃
    Translit interlinear, 'ATEM {kalian} MISH'TAKHAVIM {kalian menyembah} 'EL- {kepada} 'ASHER {yang} LO {tidak} YEDA'ETEM {kalian mengenal} VA'ANAKH'NU {tetapi kami} MISH'TAKHAVIM {kami menyembah} 'EL- {kepada} 'ASHER {yang} YADA'ENU {kami mengenal} KI {sebab} HAYESHUAH {keselamatan itu} MIN- {dari} HAYEHUDIM {orang yahudi} HI {dia adalah}

Note: lihat bahasan di http://www.sarapanpagi.org/yahudi-vt137.html#p57521

Alkitab sungguh menyatakan bahwa Allah memilih "satu bangsa" diantara bangsa-bangsa yang lain di dunia ini. Mengapa dalam Yohanes 4:22 Tuhan Yesus secara spesifik menyebutkan "Yahudi"? Ayat itu diucapkan kepada seorang Samaria yang memiliki sejarah pertikaian agama dengan Yahudi. Meski demikian, Tuhan Yesus meluruskan bahwa keselamatan dari Yahudi. Satu garis silsilah yang secara khusus Allah sediakan bagi keselamatan yang sudah Allah maklumatkan sejak Kejadian 3:15: Adam-Set-Nuh-Sem-Abraham-Ishak-Yakub-Yehuda-Daud.... Yesus Kristus.

Sebab dari keturunan Yehuda (Yahudi), Allah menetapkan garis kelahiran Sang Mesias. Dan Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi lahir dari garis ini. Keselamatan ekslusive dari Yahudi yang berdampak secara Universal melalui iman pada Yesus Kristus Raja orang-orang Yahudi. [/list]



MENYEMBAH DALAM ROH DAN KEBENARAN - TIDAK ADA LAGI KIBLAT


    4:23 LAI TB, Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
    TR, αλλ ερχεται ωρα και νυν εστιν οτε οι αληθινοι προσκυνηται προσκυνησουσιν τω πατρι εν πνευματι και αληθεια και γαρ ο πατηρ τοιουτους ζητει τους προσκυνουντας αυτον
    Translit Interlinear, all {tetapi} erkhetai {akan datang} hôra {waktu} kai {dan} nun {sekarang} estin {adalah} hote {ketika} hoi alêthinoi {yang sejati} proskunêtai {penyembah-penyembah} proskunêsousin {akan menyembah} tô patri {Bapa} en {dalam} pneumati {roh} kai {dan} alêtheia {kebenaran} kai {dan} gar {sebab} ho patêr {Bapa} toioutous {seperti ini} zêtei {mencari} tous {(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia}

    4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
    TR, πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και αληθεια δει προσκυνειν
    Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {dalam} pneumati {roh} kai {dan} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}

Muatan yang penting dalam "Perjanjian Yehoshua" yang baru ini: Tuhan Yesus mengungkapkan suatu kebenaran yang baru, di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang ditetapkan di Sikhem ini, bahwa:


1. Tidak ada lagi Kiblat!

    TIDAK ADA LAGI KIBLAT! Karena umat Tuhan beribadah di dalam Roh dan kebenaran, sehingga bentuk wilayah dan tempat yang disucikan tidak lagi menjadi sesuatu yang dipermasalahkan ataupun diperdebatkan. Tuhan Yesus menghubungkan "Menyembah Dalam roh dan kebenaran" dengan "penyembah yang benar" Mereka ini adalah kelompok umat yang benar-benar berbakti, dan berbeda dengan orang-orang lain yang 'nampaknya' saja berbakti dengan melakukan 'tingkah laku agamawi' dan "simbol-simbol agamawi". Tekanan utama dalam Yohanes 4:23 ini adalah 'roh' sebagaimana nampak pada kalimat seanjutnya yaitu "Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian" Penyebab asasi mengapa ibadah/penyembahan yang benar itu harus rohaniah dan bukan jasmaniah/kasat-mata, hal tersebut dikarenakan Allah itu Roh. Allah mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersesuaian dengan sifat-Nya. Dalam ayat 24 lebih dijelaskan bahwa "Allah itu Roh", ini mengacu pada sifat asasi-Nya.

    Dalam Ibrani 12:1-24, penulis Ibrani merujuk kepada umat percaya. Dia menyatakan bahwa kebesaran iman kepada Allah Israel melalui Yesus Sang Mesias harus memberi dampak yang lebih besar daripada yang diabadikan dalam tradisi Yahudi. Dia mendesak orang percaya untuk bertekun dalam iman sebagai berikut:

      "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, ....kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, ...Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga. dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Tuhan Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel."

    Dasar argumen di sini adalah bahwa tanggung jawab untuk masuk kedalam Perjanjian Baru jauh lebih besar daripada tingkat tanggung jawab perjanjian yang dihadapi oleh umat Allah di masa lalu. Dan ibadah dalam Perjanjian Baru tidak mengutamakan tempat geografis yang menjadi kiblat. Kitab Ibrani menulis "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus", inilah kiblat kita sekarang yang bersifat rohani. Oleh karena itu menjaga perjanjian ini sangat penting meskipun keadaan sulit.

    Penulis Ibrani mengungkapkan segala sesuatu yang lebih besar:
      1. Tuhan Yesus lebih besar dari Musa, Dia adalah Kiblat kita;
      2. Perjanjian Baru lebih besar dari besar Perjanjian Lama;
      3. Darah orang yang benar (Yesus) lebih besar dari darah orang benar (Habel).

    Pada dasarnya, semakin besar suatu Perjanjian, maka semakin besar pula tanggung jawab-nya. Salah satu argumen termasuk dalam perbandingan keseluruhan dalam kitab Ibrani adalah bahwa "Yerusalem Surgawi" adalah lebih baik dan lebih besar daripada kebesaran Yerusalem (bukit Sion) duniawi.

    Tuhan Yesus di dalam Perjanjian-Nya yang baru yang Dia tetapkan di Sikhem ini, telah menyatakan bahwa pusat ibadah duniawi itu akan dipindahkan dari Yerusalem fisik kepada "Yerusalem surgawi". Yaitu Yerusalem yang secara rohani terkonsentrasi pada jiwa-jiwa setiap umatnya.

    Selanjutnya, mari kita menengok peristiwa ketika Tuhan Yesus berbicara dengan Nathanael. Kita akan menemukan keterkaitan peristiwa Yohanes pasal terkait dalam Yohanes 1:50-51 dan Ibrani 12:1-24.

      * Yohanes 1:50-51
      1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
      1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

    Tuhan Yesus mengambil satu peristiwa yang tertulis dalam Kitab Taurat, tentag mimpi Yakub, dimana ada malaikat Allah turun naik di Tanah Suci Israel di tempat di mana ia sedang tidur (Kejadian 18: 12). Dia mengatakannya kepada Nathanael bahwa malaikat akan segera naik dan turun, bukan di "Betel" (harfiah: Rumah Allah) yang diyakini orang Samaria sebagai gunung Gerizim. Tetapi pada akhir Rumah Allah itu adalah Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 1:14).


    Image


2. Ibadah/ Penyembahan dalam Roh dan Kebenaran

    * Yohanes 4:24
    LAI TB, Allah itu Roh (PNEUMA) dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
    KJV, God is a Spirit (PNEUMA): and they that worship him must worship him in spirit and in truth.
    Textus Receptus (TR), πνευμα ο θεος και τους προσκυνουντας αυτον εν πνευματι και αληθεια δει προσκυνειν
    Translit. Interlinear, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah} auton {Dia} en {Dalam} pneumati {roh} kai {dah} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}
    Ha-Berit,
    הָאֱלֹהִים רוּחַ הוּא וְהַמִּשְׁתַּחֲוִים לוֹ צְרִיכִים לְהִשְׁתַּחֲוֹת בְּרוּחַ וּבֶאֱמֶת׃
    Translit interlinear, HA'ELOHIM {Allah} RUAKH {Roh} HU {Dia adalah} VEHAMISH'TAKHAVIM {dan kalian menyembahlah} LO {kepada-Nya} TSERIKHIM {kalian harus melakukan} LEHISH'TAKHOT {menyembah} BERUAKH {di dalam Roh} UVE'EMET {dan di dalam kebenaran}

Allah itu Roh, Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran, memiliki dasar teologis, sbb:

    Pertama, karena Allah Bapa merindukan penyembah-penyembah demikian.

    Kedua, karena Allah sendiri adalah Roh, dan bukan daging. Jelaslah, bahwa Allah yang Roh adanya, tidak boleh disembah jika bukan dalam roh kita, secara munafik. Penyembah yang menyembah Dia secara badaniah, tetapi tidak dalam roh mereka, tidak dikenan-Nya.

    Ketiga, karena Allah sendiri adalah Roh, maka penyembahan kepada-Nya tidak dibatasi ruang/ tempat tertentu.

Penyembahan di dalam roh dan kebenaran ini adalah penyembahan yang sesuai dengan hakekat Allah yang adalah Roh. Sedangkan penyembahan dalam kebenaran berkaitan dengan sikap hati yang bersih, berdoa dengan tulus, yang telah membuang rasa marah dan dengki.

Allah adalah Sumber kebenaran rohani. Sesungguhnya, sang pemazmur Daud menyebut Allah sebagai "Allah kebenaran"

    * Mazmur 31:6
    LAI TB, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
    MILT, Ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan rohku, Engkau telah menebusku, ya TUHAN , Allah kebenaran.
    31:5 NIV, Into your hands I commit my spirit; deliver me, Lord, my faithful God.
    KJV, Into thine hand I commit my spirit: thou hast redeemed me, O LORD God of truth.
    Hebrew,
    בְּיָדְךָ אַפְקִיד רוּחִי פָּדִיתָה אֹותִי יְהוָה אֵל אֱמֶת׃
    Translit interlinear, BEYAD'KHA {ke dalam tangan-Mu} 'AF'QID {Aku akan menyerahkan/ menitipkan, I commit, Verb Hiphil Imperfect 1st Com. Sing.} RUKHI {roh-ku} PADITAH {Engkau telah membebaskan} 'OTI {kepadaku} YEHOVAH {dibaca: 'Adonay, TUHAN} 'EL {Allah} 'EMET {yang setia/ yang benar}

    * Mazmur 26:3
    LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
    KJV, For thy lovingkindness is before mine eyes: and I have walked in thy truth.
    Hebrew,
    כִּי־חַסְדְּךָ לְנֶגֶד עֵינָי וְהִתְהַלַּכְתִּי בַּאֲמִתֶּךָ׃
    Translit, KÏ {sebab} -KHAS'DEKHA {kasih setia-Mu} LENEGED {tertuju} 'EYNAI {mataku} VEHITHALAKHTI {dan aku berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu}

    * Mazmur 86:11
    LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
    KJV, Teach me thy way, O LORD; I will walk in thy truth: unite my heart to fear thy name.
    Hebrew,
    הֹורֵנִי יְהוָה דַּרְךֶּךָ אֲהַלֵּךְ בַּאֲמִתֶּךָ יַחֵד לְבָבִי לְיִרְאָה שְׁמֶךָ׃
    Translit, HORENI {tunjukkanlah kepadaku} YEHOVAH (dibaca: Adonay, TUHAN) DAR'KEKHA {jalan-MU} 'AHALEKH {sehingga aku akan berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu} YAKHED {bulatkanlah} LEVAVI {pada hatiku} LEYIR'AH {untuk takut akan} SHEMEKHA {Nama-Mu}

    * Mazmur 119:30
    LAI TB, Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
    KJV, have chosen the way of truth: thy judgments have I laid before me.
    Hebrew,
    דֶּרֶךְ־אֱמוּנָה בָחָרְתִּי מִשְׁפָּטֶיךָ שִׁוִּיתִי׃
    Translit, DEREKH {jalan}-'EMUNAH {kebenaran} VAKHARTI {dan Aku telah memilih} MISH'PATEYKHA {hukum2-Mu} SHIVITI {aku telah menempatkan}

Selaras dengan ayat-ayat di atas, Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi ke Bumi itu pun bersabda: "Akulah Kebenaran!", lihat ayat ini:

    * Yohanes 14:6
    LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
    KJV, Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.
    TR, λεγει αυτω ο ιησους εγω ειμι η οδος και η αληθεια και η ζωη ουδεις ερχεται προς τον πατερα ει μη δι εμου
    Translit Interlinear, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU} eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai {dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada} ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU}

    Ha-Berit,
    וַיֹּאמֶר אֵלָיו יֵשׁוּעַ אָנֹכִי הַדֶּרֶךְ וְהָאֱמֶת וְהַחַיִּים לֹא־יָבֹא אִישׁ אֶל־הָאָב בִּלְתִּי עַל־יָדִי׃
    Translit interlinear, VAYOMER {dan Dia berkata} 'ELAV {kepadanya} YESHUA {Yesus} 'ANOKHI {Akulah} HADEREKH {jalan} VEHA'EMET {dan kebenaran} VEHAKHAYIM {dan kehidupan} LO-YAVO {tidak dia akan datang} 'ISH {seorang} 'AL {kepada} HA'AV {Bapa} BIL'TI {tanpa} 'AL YADI {melalui tangan-KU}
    The Orthodox Jewish Brit Chadasha, Rebbe, Melech HaMoshiach says to him, "I am HaDerech, HaEmes, and HaChayyim. No one comes to HaAv except through me."

Jadi, jelaslah bahwa orang-orang yang mencari kebenaran adalah dalam pengajaran Tuhan Yesus Kristus Sang Sumber Kebenaran. Para pencari kebenaran perlu memperoleh pengetahuan tentang Allah (Amsal 2:5). Dan, Allah secara pengasih telah mengajarkan atau menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara untuk dapat diterapkan para umat-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya.

Inilah dasar dan pola ibadah baru yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus yang dimulai pada Perjanjian Baru, dimana penyembahan bukanlah berdasarkan 'tempat' atau 'simbol' atau 'upacara' atau 'kiblat' atau berdasarkan 'lokasi' (Yohanes 4:21-22) melainkan berdasarkan hakekat-Nya, yaitu Roh. Segala perlambangan agamawi yang sudah dikenal dalam Perjanjian Lama dimaknai baru dalam Roh. Karena Allah itu Roh, maka penyembah-penyembahNya harus bersesuaian dengan Yang disembah.
Amin![/list]


3. Akulah Mesias:

    Dalam agama resmi Samaria, mereka hanya menggunakan Kitab Taurat saja (Pentateukh), mereka tidak mempercayai kitab nabi-nabi termasuk tulisan-tulisan kudus seperti Kitab Mazmur, pengkhotbah, Amsal dll... Namun demikian di dalam Kitab Taurat, cukup banyak tertulis tentang janji akan datangnya Sang Mesias. Olehnya Perempuan Samaria itu berkata: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami" (Yohanes 4:25, bandingkan Ulangan 18:18-19).

      * Ulangan 18:18
      LAI TB, seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
      KJV, I will raise them up a Prophet from among their brethren, like unto thee, and will put my words in his mouth; and he shall speak unto them all that I shall command him.
      Hebrew,
      נָבִיא אָקִים לָהֶם מִקֶּרֶב אֲחֵיהֶם כָּמֹוךָ וְנָתַתִּי דְבָרַי בְּפִיו וְדִבֶּר אֲלֵיהֶם אֵת כָּל־אֲשֶׁר אֲצַוֶּֽנּוּ׃
      Interlinear, NAVI {seorang nabi} AKIM {Aku akan membangkitkan} LAHEM {bagi mereka} MIQEREV {dari tengah-tengah} AKHEIHEM {saudara mereka} KAMOKHA {seperti engkau} VENATATI {dan Aku akan meletakkan} DEVARAY {firman-Ku} BEFIV {pada mulutnya} VEDIBER {dan ia akan berkata} ALEIHEM {kepada mereka} ET KOL-ASHER {seluruh yang} ATSAVENU {Aku akan memerintahkan kepadanya}

      * Yohanes 4:25-26
      4:25 LAI TB, Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
      KJV, The woman saith unto him, I know that Messias cometh, which is called Christ: when he is come, he will tell us all things.
      TR, λεγει αυτω η γυνη οιδα οτι μεσσιας ερχεται ο λεγομενος χριστος οταν ελθη εκεινος αναγγελει ημιν παντα
      Translit interlinear, legei {berkata} autô {kepada-Nya} hê gunê {perempuan itu} oida {aku tahu} hoti {bahwa} messias {Mesias} erkhetai {akan datang} ho legomenos {Dia yang disebut} khristos {Kristus/ Mesias} hotan {apabila} elthê {Ia datang} ekeinos {(Dia) itu} anaggelei {Dia akan memberitakan} hêmin {kepada kami} panta {segala sesuatu}

      4:26 LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
      KJV, Jesus saith unto her, I that speak unto thee am he.

      TR, λεγει αυτη ο ιησους εγω ειμι ο λαλων σοι
      Translit interlinear, legei {Ia berkata} autê {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô eimi {Akulah Dia} ho lalôn {Yang sedang berkata-kata} soi {kepada engkau}

      וַיֹּאמֶר אֵלֶיהָ יֵשׁוּעַ אֲנִי הַמְדַבֵּר אֵלָיִךְ אֲנִי הוּא
      VAYOMER {dan Dia berkata} 'ELAYHA {kepadanya} YESHUA {Yesus} ANI {Aku} HAMEDABER {yang sedang berbicara} 'ELAYIKH {kepadamu} ANI HU {Akulah Dia}
      Lihat artikel: http://www.sarapanpagi.org/yesus-sang-m ... html#p1176

    Tuhan Yesus berkata kepada perempuan itu: "Akulah Dia (EGÔ EIMI), yang sedang berkata-kata dengan engkau" (ayat 26). Penyataan ini dalam ilmu theologi dipelajari sebagai ungkapan keilahian Yesus Kristus.

    Tampaknya walaupun orang Samaria dan orang Yahudi, memiliki perbedaan latar belakang agamawi yang bertentangan; tetapi dalam soal "Mesias yang dijanjikan" bunyi kitab suci mereka tetap sama. Dari persamaan ini Yesus Kristus berjalan melampaui tembok penyekat antara Yahudi dan Samaria, bahwa bagaimanapun mereka memiliki latar belakang yang sama dan mengimani Allah yang sama, dan mereka sedang menanti Mesias yang sama yang dijanjikan di dalam Kitab Suci mereka.

Pada ayat 21-22. Tuhan Yesus perlu memberitahukan suatu kebenaran kepada orang-orang Samaria. Sebab pengenalan mereka akan Allah yang mereka sembah sangat terbatas, ini karena mereka menolak Kitab Yosua sampai dengan Kitab Maleakhi. Orang Samaria hanya menerima kelima Kitab Musa, Kejadian sampai dengan Ulangan, maka dapat dikatakan bahwa mereka menyembah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, namun mereka tidak mengenal Dia. Ungkapan keselamatan datang dari bangsa Yahudi menegaskan bahwa Yesus Kristus sendiri, yaitu "Juruselamat dunia", dia lahir dari rumpun bangsa Yahudi, dan ini tercatat dalam kitab-kitab Tanakh yang ditolak orang Samaria. Dalam percakapan ini, baik Samaritanisme maupun Yudaisme telah dikoreksi oleh Kristus: keduanya perlu diganti dengan kehidupan ciptaan baru, dan konsep ibadah mereka tidak lagi berdasarkan lokasi fisik, tetapi di dalam Roh dan Kebenaran.

Artikel terkait:


Kemudian, peristiwa dengan cepat beralih kepada kembalinya para murid ke tempat itu. Para murid terkejut melihat Tuhan Yesus sedang bercakap-cakap dengan perempuan Samaria, tapi tidak ada yang menentang pertemuan tersebut:

    * Yohanes 4:27-39
    4:27 Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?"
    4:28 Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ:
    4:29 "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?"
    4:30 Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus.
    4:31 Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah."
    4:32 Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal."
    4:33 Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?"
    4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

    Note:
    Lihat pembahasan khusus untuk ayat 27-34 ini di http://www.sarapanpagi.org/pada-ku-ada- ... tml#p54351

Meskipun dimungkinkan bahwa murid-murid terkejut melihat Tuhan Yesus sendirian berbincang-bincang dengan perempuan itu. Perempuan itu langsung melakukan aksi penginjilan, ia bergegas ke kota untuk memberitahu orang-orang tentang Tuhan Yesus. Energi yang dimiliki perempuan Samaria ini sangat diperlukan dalam penginjilan. Dan Tuhan Yesus berkata:

    4:35 Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai.
    4:36 Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita.
    4:37 Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai.
    4:38 Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka."

    Note:
    Lihat Pembahasan khusus ayat 35-38 ini di http://www.sarapanpagi.org/musim-menuai ... tml#p54370

Dalam ayat-ayat ini, Tuhan Yesus telah menantang para murid-Nya, untuk memiliki antusiame yang sama seperti perempuan Samaria itu, yang dengan waktu singkat menghasilkan buah panenan:

    4:39 Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat."
    4:40 Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya.
    4:41 Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya,
    4:42 dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."

    Note:
    Lihat Pembahasan khusus ayat 39-42 ini di http://www.sarapanpagi.org/musim-menuai ... tml#p54370

Dan perhatikan lagi pada ayat 28-30 itu, menulis aksi penginjilan yang nyata yang dilakukan perempuan itu, ia berhasil membawa orang-orang lain datang kepada Tuhan Yesus. Bahwa Allah kita mengundang setiap orang secara universal, siapa saja mendengar berita Injil dan datang kepada-Nya. Undangan-Nya untuk keselamatan terbuka bagi semua orang yang meresponi-Nya. Undangannya sungguh-sungguh terbuka (bukan "Limited" sebagaimana doktrin TULIP yang dianut sebagian umat Protestan). Tuhan Yesus menerima siapa saja yang datang kepada-Nya (ayat 39-42), inilah panenan, inilah kemenangan besar bagi Injil.

Perempuan Samaria ini juga dapat dibandingkan dengan Nikodemus. Dari segi latar belakang, perempuan itu dari suku yang dianggap hina, sedangkan Nikodemus adalah tokoh agama Yahudi yang terkemuka/ terhormat. Sedangkan dari segi tanggapannya, Nikodemus bingung, belum percaya atau tidak langsung menjadi percaya. Tanggapan perempuan Samaria ini jauh lebih baik. Dia percaya, dan langsung melakukan aksi penginjilan, dia lansung membawa banyak orang kepada Tuhan Yesus. Ini adalah bukti bahwa latar belakang seseorang yang mantap bukan merupakan syarat untuk melayani Tuhan Yesus secara efektif.

Rasul Yohanes menantang para pembacanya untuk melihat tanaman yang begitu luas yang siap untuk dipanen. Hampir dapat dipastikan bahwa murid-murid Tuhan Yesus kala itu hanya berpikir "secara terbatas/ limited" bahwa "panen rohani" itu hanya bagi komunitas Yahudi sendiri. Melalui teladan dari Perempuan Samaria ini, Tuhan Yesus menantang 12 muridnya untuk melihat hal-hal yang "di luar kotak wawasan tempurung otak mereka" kepada masyarakat umum yang luas, yang masih tersesat, yang melampaui etnis, ras dan golongan, mereka harus mengabaikan permusuhan antar etnis untuk dapat memulai panen jiwa-jiwa yang baru.

Tuhan Yesus untuk semua bangsa!
Tuhan Yesus untuk semua orang yang tidak limited!

Haleluyah!

User avatar
 
Posts: 2246
Joined: Fri Jun 09, 2006 5:48 am

Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by RitaWahyu » Thu Mar 12, 2020 10:12 am

IV. PENUTUP


Hermeneutika jujur:

Menafsirkan Alkitab adalah pekerjaan yang sulit. Kita harus menimbang banyak aspek, naskah Alkitab itu sendiri, konteks budaya, politik dan sisi historis yang melatar-belakanginya. Dan bahkan wawasan setiap penafsir bisa mempengaruhinya. Salah satu kelemahan terbesar dalam melakukan penafsiran Alkitab, adalah ketidakmampuan untuk mengenali kehendak Allah yang disampaikan dalam suatu teks Alkitab. Kita bisa membandingkan bagaimana suatu teks ayat bisa ditafsirkan bermacam-macam, bahkan saling kontradiksi satu dengan lainnya; misalnya ada ayat yang menulis bahwa "Allah menghendaki supaya semua orang diselamatkan" (1 Timotius 2:4) tetapi oleh seorang penafsir yang dibawah pengaruh paham "calvinisme" ia mengoreksi ayat tersebut dengan mengatakan" "semua orang" yang tertulis pada ayat tsb sebenarnya terbatas secara eksklusif pada "semua" orang-orang yang dipilih saja, bukan "semua" secara universal, mereka membatasi rencana Allah yang besar, mereka me-"limit" karya Kristus yang besar, itu akibat dari "kesetiaan kepada suatu doktrin seorang theolog" yang melampaui kesetiaan kepada Alkitab. Kesetiaan kepada suatu doktrin dapat mengakibatkan hermeneutika yang tidak jujur. Akibatnya terjadilah debat yang berkepanjangan. Ini terjadi sejak Abad 16 M ketika Doktrin Calvinisme itu lahir di daratan Swiss-Eropa, bukan di tanah origin dimana Kekristenan itu lahir pada awal Masehi pada zaman para rasul Kristus. Demikianlah, ayat-ayat Alkitab bisa "berubah/ diubah" maknanya oleh orang-orang Barat dalam filosofi Barat mereka yang tidak memahami sejarah Allah Semitik, dan tidak mengenal Allah Semitik: Abraham-Ishak-Yakub, dimana keselamatan itu dimulai dari rumpun Israel.

Ada banyak "blind spot" dari para penafsir yang utamanya lahir dari theology yang datang dari Barat itu, yang dikemudian hari dengan "bangga" menyatakan dirinya sebagai "reformator." Hendaklah setiap penafsiran didasari oleh pemahaman historis, Allah Israel yang dimulai dari pemahaman peristiwa dari para Bapa leluhur Israel, seperti yang kita lakukan saat ini. Sembari kita memahami ayat yang tertulis dalam Yohanes pasal 4. Kita juga menengok ke belakang mengenai sejarah bangsa Israel dan kaitannya dengan para bapa leluhur Israel.

    * Yohanes 4:22
    LAI TB, …. sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
    KJV, …. for salvation is of the Jews.
    TR, …. οτι η σωτηρια εκ των ιουδαιων εστιν
    Translit interlinear, …. hoti {sebab} hê sôtêria {keselamatan} ek {dari} tôn ioudaiôn {bangsa yahudi} estin {adalah}
    Lihat bahasan ayat ini di: yahudi-vt137.html#p50682

Alkitab sungguh menyatakan bahwa Allah memilih "satu bangsa" diantara bangsa-bangsa yang lain di dunia ini. Mengapa Tuhan Yesus secara spesifik menyebutkan "Yahudi", mengapa bukan "Samaria"? Toh keduanya adalah sama-sama keturunan Abraham dan Ishak dan Yakub?

Mau tak mau kita harus melihat segi historisnya, bahwa orang Samaria menolak Firman Allah yang tertulis dalam kitab-kitab yang lainnya melalui nabi-nabi-Nya. Orang Samaria hanya mau menerima Kitab Taurat saja, sedangkan Kitab-kitab lain yang termasuk dalam Tanakh ditolak mereka. Namun, Tuhan Yesus tetap dapat memperkenalkan diri-Nya kepada golongan "Samaria", bahwa Dia-lah Mesias yang dijanjikan Allah sebagaimana yang tertulis dalam Kitab Taurat, yaitu dalam Ulangan 18:18, Tuhan Yesus menyatakan "Akulah Dia!"

Di atas juga kita pelajari mengapa ada konflik antara "Samaria" dan Yahudi? Mengapa Tuhan Yesus memilih perempuan ini untuk sarana pengabaran Injil-Nya? Perempuan ini dijadikan Simbol dari umat Perjanjian Baru yang Ia tetapkan di tanah Sikhem, di tanah yang sama dimana dahulu Yosua mengadakan perjanjian dengan Bani Israel. Herannya lagi, yang membuat perjanjian itu adalah sosok yang mempunyai kuasa di alam semesta ini, Yesus Sang Anak Allah! Sehingga kita melihat di tempat yang sama itu telah dilakukan 2x "Perjanjian Yehoshua", yang Lama dan yang Baru yang menekankan ibadah dalam Roh dan Kebenaran. Ada banyak kajian termasuk kepada kajian tata bahasa yang digunakan dalam Injil Yohanes yang mencatat peristiwa ini. Bahwa ada pula "keterkaitan nama": Nama "Yosua" dan nama "Yesus" dalam bahasa Ibrani adalah sama-sama יְהוֹשׁוּעַ - YEHOSHUA yang berarti: "YHVH (TUHAN) adalah keselamatan" atau "YHVH (TUHAN) menyelamatkan". Inilah yang sedang dilaksanakan Tuhan Yesus dalam setiap aksi penginjilan-Nya sampai pada kesempurnaan-Nya, Dia mati, darah-Nya tertumpah di kayu salib untuk dosa manusia.

Kita telah banyak membaca penjabaran peristiwa percakapan Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria ini. Sebagaimana di atas pada tahun 2006, saya pun pernah membahas percakapan Tuhan Yesus dan Perempuan Samaria dalam kacamata "populer" memandang perempuan tsb adalah pelanggar kesusilaan. Tapi rupanya itu bukan satu-satunya dimensi yang harus dipegang, sebab masih ada kemungkinan-kemungkinan lain untuk memandang sosok perempuan ini dan peristiwa ini dalam dalam dimensi yang lain. Karena Alkitab tidak pernah habis untuk dibahas dalam dimensi-dimensi yang lainnya. Anda pun tetap terbuka untuk membahas peristiwa dalam dimensi yang lain, yang mungkin dapat kita diskusikan di kemudian hari.

Kita telah mengupas kehidupan Perempuan Samaria ini tidak dalam kacamata "menghakimi" bahwa dia adalah perempuan yang melanggar kesusilaan seperti yang diasumsikan dalam banyak penafsiran Yohanes pasal 4 ini. Dalam pengadilan demokrasi kita harus mengikuti prinsip "tidak bersalah sampai terbukti bersalah" (presumed innocent, azas praduga tak bersalah).

Di sini, kita telah mengupas kehidupan perempuan Samaria itu di dalam dimensi yang lain. Kita tak perlu lagi memperdebatkan tuduhan "imoralitas" kepada si perempuan itu. Kajian kebenaran rohani yang dinyatakan dalam Yohanes pasal 4 ini lebih berbobot ketimbang pembahasan kehidupan seksualitas perempuan ini. Marilah kita memandang bahwa peristiwa ini adalah suatu contoh dari panggilan Allah bagi orang-orang untuk memperoleh keselamatan yang tidak mempedulikan latar belakang seseorang. Dan kajian ini dapat dipakai untuk merenungkan kembali pesan dari Alkitab dalam konteks historis dan kajian etnis-tradisi yang melatar belakangi peristiwa tsb.


Haleluyah!



בברכה
Rita Wahyu
Biblical Hebrew Research Center - STT Ekumene
Lecturer in Biblical Studies - Israel Bible Center
Email: rwahyu@israelbiblecenter.com



Sumber:


 
Posts: 1
Joined: Fri Mar 19, 2021 1:04 pm

Re: YESUS DAN PEREMPUAN SAMARIA

Post by sushilrathod » Fri Mar 19, 2021 1:11 pm

Thanks For Sharing........................


Return to ARTIKEL Sarapanpagi Biblika

Who is online

Users browsing this forum: No registered users and 0 guests